Sabtu, 30 Januari 2016

Dampak/pengaruh masa pendudukan Jepang di Indonesia

Anggota Kelompok 5 :
1.       Aziz Satria Wicaksono                  (05)
2.       Devi Amalia Nurkhasanah            (10)



  .    Fira Dwi Anggraeni                      (15)
4.       Novita Wulandari                          (20)
5.       Sarah Whiena Kuswara                 (25)
6.       Sindi Nugraheni                             (30)

Dampak/pengaruh masa pendudukan Jepang di Indonesia
1.      Dampak Positif
POLITIK :
·      Melarang penggunaan bahasa Belanda
·      Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,dari sinilah muncul ide pancasila
·      Memberi kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Untuk itu,tanggal 5 September 1943 Jepang membentuk badan pertimbangan Karesidenan (Syu Sang Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa(Syi Sangi In)
·      Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan
·      Mendukung semangat anti belanda sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh belanda misalnya perubahan batavia menjadi Jakarta.
EKONOMI
·         Didirikanya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentngan bersama
·         Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan poduksi pangan
BUDAYA
·         Memberi kebebasan untuk menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan, dsb. Sebaliknya, bahasa belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa belanda diganti dengan bahasa indonesia atau jepang.
·         Surat kabar dan film yang berbahasa belanda dilarang beredar
·         Bahasa indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa jepang dijadikan sebagai bahasa wajib
·         Komunikasi antar suku di indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka
·         Pada 1 april 1943 dibangun pusat kebudayaan di jakarta yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”
·         Tanggal 20 oktober 1943 didirikan komisi (penyempurnaan) bahasa indonesia
·         jepang membentuk persatuan aktris film indonesia (persafi) yang mendorong aktris profesional dan amatir indonesia bereksperimen dengan mementaskan lakon-lakon bahasa asing ke indonesia
·         mendirikan sekolah-sekolah seperti sd 6 tahun, smp 9 tahun, dan slta . dalam pendidikan di kenalkannya sistem nippon sentris dan di perkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah
MILITER
·         Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda indonesia demi kepentingan jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang.
·         Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan oleh jepang dapat digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan.
·         Setelah jepang menyerah kepada sekutu, banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer jepang yang dikuasai oleh pejuang indonesia.

SOSIAL
·         Munculnya sikap persatuan untuk mengusir penjajahan.
·         Sejak pendudukan jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi atau tradisi kebaktian di dalam masyarakat indonesia.
·         Adanya tradisi kebaktian , kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
·         Bangsa indonesia mengalami berbagai pembaruan akibat didikan jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
·         Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga(RT) atau tonarigumi.

2. DAMPAK NEGATIF

1.    POLITIK
·         Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
·         Melarang semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.

2.    EKONOMI
·         Banyak militer jepang  yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan lainnya dari rakyat indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi.
·         Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
·         Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan Disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
·         Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
·         Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
·         Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
·         Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

3.    BUDAYA
·         Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
·         Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
·         Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo).

4.       MILITER
·         Pelanggaran HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan Keras orang-orang yang menentang Jepang.

5.    SOSIAL
·         Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Pengerahan tenaga kerja secara paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan untuk membangun infrastruktur perang Jepang.
·         Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
·         Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.

·         Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

PENGERAHAN MASSA/ RAKYAT DAN EKSPLOITASI SDA MASA KEPENDUDUKAN JEPANG



PENGERAHAN MASSA/ RAKYAT DAN EKSPLOITASI SDA 

MASA KEPENDUDUKAN JEPANG


KELOMPOK 4:


ATRI CAHYANINGTYAS (04)


CAROLINA EKA SAFITRI (09)


FAJARWATI SUMARDI PUTRI (14)


MISI HARYANTI (19)


RIZKIA ALFANDI (24)



SILVYANA NUR HALIZA (29)










Masa Kependudukan Jepang di Indonesia ( 1942- 1945)

·      Kebijakan Jepang di Indoensia pada dasarnya didasarkan untuk:
a. Pengerahan massa/ rakyat Indonesia
b. Eksploitasi sumber daya alam Indonesia
ØPengerahan massa/ rakyat di Indonesia
Untuk membantu Jepang dalam perang asia timur raya, Jepang melakukan eksploitasi sumber daya manusia. Diantaranya dalam bentuk:
1. Romusha

Rakyat desa yang tenaga dan hartanya diperas oleh tentara pendudukan Jepang masih dibebani kewajiban kerja paksa tanpa upah (romusha). Mereka diperintahkan mengerjakan sarana militer untuk kepentingan Jepang. Para romusha dipaksa bekerja keras sepanjang hari tanpa upah, makan pun sangat terbatas sehingga kelaparan dan banyak yang meninggal di tempat kerja.

2.         Kinrohosi
Bentuk lain dari romusha adalah kinrohosi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, seperti para pamong desa dan para pegawai rendahan.

3. Seinendan atau Barisan Pemuda
       Seinendan dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda berumur 14–22 tahun. Mereka dididik militer agar dapat mempertahankan Tanah Air dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi, tujuan sebenarnya adalah mempersiapkan para pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Asia Pasifik.

4. Keibodan atau Barisan Pembantu Polisi
Keanggotaan Keibodan terdiri atas pemuda berusia 23–25 tahun. Keibodan dibentuk tanggal 29 April 1943. Barisan Keibodan di Sumatra disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borneo Konan Hokekudan. Mereka memperoleh pendidikan untuk membantu tugas Polisi Jepang. Organisasi Keibodan berada di bawah pengawasan Polisi Jepang secara ketat agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.

5. Fujinkai atau Barisan Wanita
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya adalah kaum wanita berusia 15 tahun ke atas. Tujuan Fujinkai adalah membantu Jepang dalam perang menghadapi Sekutu.
6.         Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa
Perhimpunan ini dibentuk untuk mengerahkan rakyat guna berbakti sepenuhnya kepada Jepang dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan Sekutu.


7. Suishintai atau Barisan Pelopor


             Organisasi Suishintai dibentuk pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan pada tanggal              25 September 1944. Pemimpin organisasi tersebut adalah Ir. Sukarno dibantu Otto                                Iskandardinata,R.P. Suroso, dan Dr. Buntaran Martoatmojo.


8. Heiho atau Pembantu Prajurit Jepang

Heiho dibentuk pada bulan April 1945. Anggotanya adalah pemuda yang berusia 18–25 tahun. Heiho adalah wadah yang disediakan Jepang untuk pemuda Indonesia sebagai barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan merupakan bagian dari ketentaraan Jepang.

Ø

Eksploitasi sumber daya alam Indonesia
Indoensia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam melimpah. Oleh sebab itu Indonesia memegang peran penting bagi pendudukan Jepang untuk menopang kebutuhan industri dan keperluan perang. Dengan slogan “Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, Jepang berusaha mengeksploitasi sosial ekonomi Indonesia demi kemenangan perang. Diwujudkan dalam kebijakan- kebijakan seperti berikut:


1. Setiap daerah diharuskan dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan menopang kebutuhan perang Jepang (SISTEM AUTARCHI).


2. Indoensia dijadika home front (daerah belakang) untuk memenuhi kebutuhan minyak dan karet Jepang dalam perang.


3. Semua usaha ditujukan untuk keperluan perang. Kebutuhan pokok rakyat umumnya dijatah. Beras diberikan dengan kualitas sangat rendah. Perkebunan teh, kopi dan tembakau diawasi dan dimonopoli Jepang, terutama kina, tebu, dan karet. Hasil panen rakyat yang berupa padi, disetorkan dengan ketentuan sangat ketat. 40 % dimiliki petani, 30 % diserahkan kepada pemerintah melalui kumiai, dan 30 % disetorkan ke lumbung desa untuk bibit. Dalam praktiknya jumlah yang disetorkan melebihi ketentuan.


4. Pemerintahan Jepang mengeluarkan peraturan untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran sisa pesediaan barang diperketat.


5. Semua harta benda dan perusahaan perkebunana milik orang Belanda disita danbeberapa perusahaan vital. seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan transport langsung dikusai pemerintah.


6. Jepang melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambh bahan pangan secara besar-besaran.


7. Jenis perkebunan yang tidak berguna dibatasi, dimusnahkan, dan diganti dengan tanaman bhan makanan seperti teh, kopi, tembakau, yang diganti dengan tebu untuk pembuatan gula.


8. Adanya peraturan pebatasan dan penguasaan alat produksi oleh pemerintah.


9. Rakyat dibebani dengan pekerjaan tambahan yang bersifat wajib seperti menanam pohon jarak yang bisa digunakan untuk pelumas pesawat terbang dan senjata.
· Sumber :
Ø Ricklefs, MC. 1999. Sejarah Indonesia Modern. Jogjakarta: Gajah Mada University Press
Ø G. Moedjanto. 1990. Indonesia Dalam Abad 20 Jilid 1. Jogjakarta: Kanisius
Ø Benda, Harry J. 1985. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit, Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. Jakarta: Pustaka Jaya

Perkembangan Organisasi Kebangsaan pada Masa Pendudukan Jepang

Perkembangan Organisasi Kebangsaan pada Masa Pendudukan Jepang

Nama Anggota Kelompok :
1.                 Annisa Dewanti                  (03)
2.                 Berliana Aptikasari             (08)
3.                 Erawati Rosadi                    (13)
4.                 Luthfi Raka Satria               (18)
5.                 Risa Yauma Nur Janati      (23)
6.                 Shafira Ika Rahmayani      (28)
7.                 Agus Rumkabu                    (33)



Selama masa pendudukan Jepang, bangsa Indonesia dilarang membentuk organisasi sendiri. Akan tetapi, Jepang sendiri membentuk organisasi-organisasi bagi rakyat Indonesia  dengan maksud dipersiapkan untuk membantu Jepang. Organisasi-organisasi ini banyak yang pada akhirnya berbalik melawan Jepang.

A.   ORGANISASI SEMI MILITER BENTUKAN JEPANG

1.     Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A merupakan organisasi propaganda untuk kepentingan perang Jepang. Organisasi ini berdiri pada bulan April 1942. Pimpinannya adalah Mr. Sjamsuddin. Tujuan berdirinya Gerakan Tiga A adalah agar rakyat dengan sukarela menyumbangkan tenaga bagi perang Jepang. Semboyannya adalah Nippon cahaya Asia, Nippon pemimpin Asia, Nippon pelindung Asia. Untuk menunjang gerakan ini, dibentuk Barisan Pemuda Asia Raya yang dipimpin Sukarjo Wiryopranoto. Adapun untuk menyebarluaskan propaganda, diterbitkan surat kabar Asia Raya. Setelah kedok organisasi ini diketahui, rakyat kehilangan simpati dan meninggalkan organisasi tersebut. Pada tanggal 20 November 1942, organisasi ini dibubarkan.

2.     Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Pada tanggal 9 Maret 1943, diumumkan lahirnya gerakan baru yang disebut Pusat Tenaga Rakyat atau Putera. Pemimpinnya adalah empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan Mas Mansyur. Tujuan Putera menurut versi Ir. Soekarno adalah untuk membangun dan menghidupkan segala sesuatu yang telah dirobohkan oleh imperialisme Belanda. Adapun tujuan bagi Jepang adalah untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Oleh karena itu, telah digariskan sebelas macam kegiatan yang harus dilakukan sebagaimana tercantum dalam peraturan dasarnya. Di antaranya yang terpenting adalah memengaruhi rakyat supaya kuat rasa tanggung jawabnya untuk menghapuskan pengaruh Amerika, Inggris, dan Belanda, mengambil bagian dalam mempertahankan Asia Raya, memperkuat rasa persaudaraan antara Indonesia dan Jepang, serta mengintensifkan pelajaran-pelajaran bahasa Jepang. Di samping itu, Putera juga mempunyai tugas di bidang sosial-ekonomi. Jadi, Putera dibentuk untuk membujuk para kaum nasionalis sekuler dan golongan intelektual agar mengerahkan tenaga dan pikirannya guna membantu Jepang dalam rangka menyukseskan Perang Asia Timur Raya. Organisasi Putera tersusun dari pemimpin pusat dan pemimpin daerah. Pemimpin pusat terdiri dari pejabat bagian usaha budaya dan pejabat bagian propaganda. Akan tetapi, organisasi Putera di daerah semakin hari semakin mundur. Hal ini disebabkan, antara lain :

a.     Keadaan sosial masyarakat di daerah ternyata masih terbelakang, termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga kurang maju dan dinamis;
b.     Keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu berakibat mereka tidak dapat membiayai gerakan tersebut.

Dalam perkembangannya, Putera lebih banyak dimanfaatkan untuk perjuangan dan kepentingan bangsa Indonesia. Mengetahui hal ini, Jepang membubarkan Putera dan mementingkan pembentukan organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai.

3.     Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa (Jawa Hokokai)
Jepang mendirikan Jawa Hokokai pada tanggal 1 Januari 1944. Organisasi ini diperintah langsung oleh kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan). Latar belakang dibentuknya Jawa Hokokai adalah Jepang menyadari bahwa Putera lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada bagi pihak Jepang. Oleh karena itu, Jepang merancang pembentukan organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat, termasuk golongan Cina dan Arab. Berdirinya Jawa Hokokai diumumkan oleh Panglima Tentara Keenambelas, Jenderal Kumakichi Harada.

Sebelum mendirikan Jawa Hokokai, pemerintah pendudukan Jepang lebih dahulu meminta pendapat empat serangkai. Alasan yang diajukan adalah semakin hebatnya Perang Asia Timur Raya sehingga Jepang perlu membentuk organisasi baru untuk lebih menggiatkan dan mempersatukan segala kekuatan rakyat. Dasar organisasi ini adalah pengorbanan dalam hokoseiskin (semangat kebaktian) yang meliputi pengorbanan diri, mempertebal rasa persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bakti. Secara tegas, Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika pucuk pimpinan Putera diserahkan kepada golongan nasionalis Indonesia, kepemimpinan Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh Gunseikan. Adapun pimpinan daerah diserahkan kepada pejabat setempat mulai dari Shucokan sampai Kuco. Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai berikut :
a.     Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
b.     Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antara segenap bangsa.
c.      Memperkukuh pembelaan tanah air.

Anggota Jawa Hokokai adalah bangsa Indonesia yang berusia minimal 14 tahun, bangsa Jepang yang menjadi pegawai negeri, dan orang-orang dari berbagai kelompok profesi. Jawa Hokokai merupakan pelaksana utama usaha pengerahan barang-barang dan padi. Pada tahun 1945, semua kegiatan pemerintah dalam bidang pergerakan dilaksanakan oleh Jawa Hokokai sehingga organisasi ini harus melaksanakan tugas dengan nyata dan menjadi alat bagi kepentingan Jepang.



4.     Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)

Ketika pemerintahan Jepang berada di tangan Perdana Menteri Toyo, Jepang pernah memberi janji merdeka kepada Filipina dan Burma, namun tidak melakukan hal yang sama kepada Indonesia. Oleh karena itu, kaum nasionalis Indonesia protes. Menanggapi protes tersebut, PM Toyo lalu membuat kebijakan berikut:
·        Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In).
·        Pembentukan Dewan Pertimbangan Karesidenan (Shu Sangi Kai) atau daerah.
·        Tokoh-tokoh Indonesia diangkat menjadi penasihat berbagai departemen.
·        Pengangkatan orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisasi resmi lainnya.

5.majelis islam ala indonesia (miai)
MIAI merupakan organisasi yang berdiri pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1937 di Surabaya. Pendirinya adalah K. H. Mas Mansyur dan kawan-kawan. Organisasi ini tetap diizinkan berdiri pada masa pendudukan Jepang sebab merupakan gerakan anti-Barat dan hanya bergerak dalam bidang amal (sebagai baitulmal) serta penyelenggaraan hari-hari besar Islam saja. Meskipun demikian, pengaruhnya yang besar menyebabkan Jepang merasa perlu untuk membatasi ruang gerak MIAI.

A.   ORGANISASI SEMI MILITER BENTUKAN JEPANG
Pada bulan Januari 1942 jepang menduduki Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Pada tahun tersebut Malaysia dikuasai oleh Sekutu yang berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Akan tetapi Balikpapan dibumihanguskan oleh tentara Belanda. Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki pasukan Jepang yang masih dikuasai tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan direbutnya sebagian besar wilayah di Indonedia dan majunya bantuan kekuatan udara tektis, menyebabkan Jepang memiliki kedudukan yang lebih kuat dibanding Sekutu. Berikut ini organisasi-organisasi semimiliter buatan Jepang :
1.     Seinendan (Barisan pemuda)

Dibentuk pada tanggal 29 April 1943, yang bersifat semimiliter. Seinendan langsung berada di bawah pimpinan gunseikan. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya. Namun, sebenarnya untuk mendapatkan tenaga cadangan sebanyak-banyaknya.
            Pada awalnya, seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusia antara 15-25 tahun, yang kemudian diubah menjadi14-22 tahun. Pada awalnya organisasi tersebut memiliki anggota sebanyak 3.500 orang yang berasal dari seluruh Jawa.jumlah tersebut terus berkembang hingga mencapai 500.000 orang pemuda pada akhir masa pendudukan Jepang.

2.     Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan dengan pembentukan Seinendan. Pembentukan Keibondan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Selain golongan pemuda, juga dilakukan pengorganisasian kaum wanita. Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (Himpunan Wanita). Usia minimum dari anggota Funjinkai adalah 15 tahun. Wanita-wanita tersebut juga diberikan latihan-latihan militer.

3.     Syuisyitai (Barisan Pelopor)
Dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semi militer ini dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In ( Dewan Pertimbangan Pusat Barisan Pelopor) dipimpin oleh Ir. Soekarno, sedangakan wakilnya yaitu R.P Suroso, Otto Iskandardinatadan dr. Buntaran Martoatmojo. Organisasi ini menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk menanamkan sara nasionalisme, dengan menyelipkan menyelipkan kata-kata untuk membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan para pemuda.
4.     Funjikai ( Barisan Wanita )

Dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota yang terdiri atas wanita berusia 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
5.     Hizbullah (tentara Allah)
Tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai. Tugasnya adalah sebagai berikut:
·        Pemuda Islam dengan tugas dan program, seperti menyiarkan agama Islam, membela dan taat dalam beribadah.
·        Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, seperti melatih diri, membantu tentara Dai Nippon, mengintai mata-mata, dan menggiatkan usaha untuk kepentingan perang.

A.    ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG
Organisasi semi militer hanyalah serbagai cadangan bagi Jepang. Pada intinya, mereka membuat organisasi militer resmi, sebagai berikut:
1.     Heiho

Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945 oleh Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kemaharajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggotanya pada tanggal 22 April 1943, yang berusia 18-25 tahun. Heiho merupakan pasukan bentukan tentara Jepang pada masa perang dunia II, yang bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan sekutu. Organisasi ini merupakan barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan Jepang. Heiho dijadikan sebagai tenaga kasar, bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat serta memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke atas truk. Sampai berakhirnya masa pendudukan Jepang, jumlah anggota Heiho mencapai 42.000 orang. Sebagian besar prajurit dikirim ke negara luar untuk menghadapi Sekutu, antara lain ke Malaya (Malaysia), Bima (Myanmar) dan kepulauan Salamon. Heiho dibubarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) setelah Jepang Menyerah kepada Sekutu.  
2.     PETA
Dibentukan pada tanggal 3 Oktoer 1944 atas usul Gotot Mangkupraja kepada Letjend. Kumakici Harada (Panglima Tentara ke-16) yang merupakan bawahan dari organisasi Jepang. Berbeda dengan organisasi lain bentukan Jepang, anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air Indonesia. PETA merupakan tentara garis kedua. PETA bertugas sebagi mata-mata Jepang dan dibentuk bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan sekutu. Jabatan komando batalion dipegang oleh orang Indonesia akan tetapi setiap komandan memiliki pelatih dan penasihat Jepang. Tokoh tokoh peta yang terkenal antara lain Supriyadi, Jendral Sudirman, Jendral Gatot Subroto, dan Jendral Ahmad Yani. Pergerakan massa rakyat dalam organisasi-organisasi diatas telah mendorng rakyat memiliki keberanaian, sikap mental untuk menentang penjajah, serta terbentuknya rasa nasionalisme.

Perbedaan PETA dan Heiho
·        Peta
1.     Langsung di bawah organisasi Jepang.
2.     Bertugas sebagai mata-mata Jepang.
·        Heiho
1.     Prajurit Heiho bagian dari tentara Jepang.
2.     Bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat.

Persamaan PETA dan Heiho
1.     Bertujuan untuk membantu tentara Jepang melawan Sekutu.