Minggu, 23 Oktober 2016
Senin, 19 September 2016
Rabu, 24 Agustus 2016
Tugas sejarah terstruktur 24 agustus 2016
24/08/2016
XII IIS 1
Minggu, 14 Agustus 2016
TUGAS SEJARAH TERSTRUKTUR
1.mengamati dan menjelaskan tentang dampak yang terjadi akibat adanya "perang dingin" diluar benua eropa
HASIL TUGAS KELOMPOK 1
HASIL TUGAS KELOMPOK 2
HASIL TUGAS KELOMPOK 3
HASIL TUGAS KELOMPOK 4
Selasa, 02 Agustus 2016
TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(genap)
- Bagas Suryo P (06)
- Luthfi raka s (18)
- Rizkia alfandi (24)
- Valentino dandi (32)
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai menyebabkan terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara kedua blok telah menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia. Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan untuk menentukan cita-citanya.
Untuk meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa negarawan dari Indonesia, India, dan Yugoslavia mengadakan pertemuan di pualu Brioni, Yugoslavia dan berhasil mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
- Presiden Soekarno (Indonesia),
- Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)
- Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir)
- Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
- Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
Ketegangan tersebut ikut mendorong terbentuknya GNB. Pada tahun 1961 berlangsung pertemuan persiapan KTT 1 GNB di Kairo. Pertemuan itu berhasil mengangkat 5 (prinsip) prinsip yang menjadi dasar GNB. Dari kelima prinsip itu memuat dua hal yang menjadi perhatian utama GNB, yaitu kolonialisme dan negara super power. Adapun kelima prinsip tersebut adalah :
- Tidak berpihak terhadap salah satu dari dua blok, yaitu Blok Barat dan Blok Timur
- Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme
- Menolak ikut serta dalam berbagai bentuk aliansi militer
- Menolak aliansi bilateral dengan negara super power
- Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing-masing
Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
- Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia internasional. Blok Barat diikat dalam suatu pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam Pakta Warsawa.
- Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena persaingan antara blok adidaya tersebut.
- Adanya “Dokumen Brioni” yang merupakan pernyataan dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok.
- Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun 1960, kelima orang negarawan tersebut adalah sebagai berikut.
2) PM Jawaharlal Nehru, dari India
3) Presiden Gamal Abdul Naser, dari RPA/Mesir
4) Presiden Kwame Nkrumah, dari Ghana
5) Presiden Josep Broz, dari Yugoslavia
Mereka ini kemudian dikenal sebagai pendiri Gerakan NonBlok
- Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut. Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara Non Blok untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok.
Untuk meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa negarawan dari Indonesia, India, dan Yugoslavia mengadakan pertemuan di pualu Brioni, Yugoslavia dan berhasil mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
- Presiden Soekarno (Indonesia),
- Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)
- Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir)
- Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
- Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas pada usaha perdamaian saja, tetapi juga berkaitan dengan hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa. Adapun tujuan Gerakan NonBlok dapat dirinci sebagai berikut.
- Berkaitan dengan Perdamaian Dunia
2) Menyelesaikan persengketaan antarbangsa secara damai.
3) Mengusahakan tercapainya perlucutan senjata secara menyeluruh.
4) Menolak adanya persekutuan militer.
5) Menolak adanya pangkalan asing dan pasukan asing di suatu negara.
- Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia
- Berkaitan dengan Ekonomi
2) Mengusahakan terwujudnya kerja sama negara-negara maju dan negara-negara berkembang untuk menata ekonomi dunia yang lebih adil dan merata.
- Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa
2) Memelihara dan meningkatkan persatuan negara-negara Non Blok
Adapun tujuan berdirinya GNB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Ø Tujuan ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan politik yangjauh tertinggal dari negara-negara maju
Ø Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara non blok menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT). Pokok pembicaraan KTT adalah membahas persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tujuan GNB dan membahas peristiwa-peristiwa internasional yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.
Tahun 1989, negara-negara Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet mengalami keruntuhan. Uni Soviet pecah menjadi Rusia dan 14 negara kecil lainnya. Tembok Berlin dihancurkan dan Pakta Warsawa dibubarkan. Dengan demikian, era ‘perang dingin’ sebagai penyebab timbulnya ketegangan dunia pun berakhir. Namun dalam kenyataannya, ketegangan-ketegangan yang mengancam ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia masih terus berlanjut, terutama karena sikap arogan Amerika Serikat yang ingin menjadi pemimpin dunia. Semua negara dipaksa untuk tunduk kepadanya
Berdasarkan perkembangan dunia, terutama berakhirnya perang dingin bukan berarti GNB harus dibubarkan. Masih banyak persoalan dunia yang harus segera dipecahkan. Misalnya, masalah kemiskinan pengangguran, ketimpangan sosial, penindasan hak asasi manusia. Oleh karena itu, peranan dan fungsi GNB masih relevan dengan perkembangan dunia yang terjadi. Bedanya, pada waktu yang lalu GNB berorientasi pada masalah-masalah politik, maka pada saat ini GNB berorientasi pada masalah-masalah sosial-ekonomi yang timbul sebagai dampak globalisasi. Artinya, untuk membangun kehidupan yang berkeadilan merupakan salah satu tugas berat GNB yang harus diperjuangkan pada waktu sekarang dan yang akan datang.
Tempat dan tanggal KTT GNB :
- KTT I – Belgrade, 1 September 1961 - 6 September 1961
- KTT II – Kairo, 5 Oktober 1964 - 10 Oktober 1964
- KTT III – Lusaka, 8 September 1970 - 10 September 1970
- KTT IV – Aljir, 5 September 1973 - 9 September 1973
- KTT V – Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976
- KTT VI – Havana, 3 September 1979 – 9 September 1979
- KTT VII – New Delhi, 7 Maret 1983 – 12 Maret 1983
- KTT VIII – Harare, 1 September 1986 – 6 September 1986
- KTT IX – Belgrade, 4 September 1989 – 7 September 1989
- KTT X – Jakarta, 1 September 1992 – 7 September 1992
- KTT XI – Cartagena de Indias, 18 Oktober 1995 – 20 Oktober 1995
- KTT XII – Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998
- KTT XIII – Kuala Lumpur, 20 Februari 2003 – 25 Februari 2003
- KTT XIV – Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006
- PENGARUH GERAKAN NON BLOK
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok:
- Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
- Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
- Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1996
- Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6 September 1961.
- Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
Gerakan Non Blok dipelopori salah satunya oleh Indonesia, karena adanya dua kekuatan besar di dunia yaitu Blok Timur dan Blok Barat. Karena Indonesia memiliki politik bebas aktif dimana berarti Indonesia tidak memihak pada blok manapun maka Indonesia menyatakan bersifat netral. Maka dengan Gerakan Non Blok. Maka Indonesia menjalankan politik bebas aktif tersebut. Yakni bersifat netral dan tidak memihak pada blok manapun.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan sosial,ekonomi, dan politik negara berkembang
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintahan global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa Gerakan Non Blok dapat memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas.Pentingnya Gerakan Non-Blok terletak pada kenyataan bahwa Gerakan Non Blok merupakan gerakan internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan sosial negara berkembang Gerakan Non Blok dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu dengan negara lain. Gerakan Non Blok juga berupaya untuk melestarikan lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara, dan tanah serta menghindarkan perusakan tanah dan perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi negara berkembang.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan ekonomi negara berkembang
Kerjasama antar negara-negara anggota Gerakan Non Blok dapat memiliki dampak positif pada situasi ekonomi dunia, dan terutama kriris yang mencengkeram dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yanh lebih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. Gerakan Non Blok dapat membuat perekonomian negara-negara anggota Non Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi Gerakan Non Blok ini meningkatkan program ke arah tata ekonomi dunia.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan politik negara berkembang.
Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota persekutuan militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. Gerakan Non Blok juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.
Kendala atau masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Gerakan Non Blok
Meskipun Negara-Negara anggota Gerakan Non Blok sendiri berupaya memegang teguh prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh Gerakan Non Blok sebagaimana tertuang dalam Dasa sila Bandung, namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal dalam Gerakan Non Blok.
Diantara masalah-masalah yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang terjadi diantara Negara-Negara anggota Gerakan Non Blok sendiri.
Perselisihan antara Negara anggota tertentu itu, selain mengganggu suasana kerjasama internal Gerakan Nonblok, juga adakalanya menghambat jalannya sidang-sidang Gerakan Nonblok. Disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk hal-hal tertentu yang disebabkan juga oleh penerapan prinsip konsensus secara kaku.
PERKEMBANGAN DAN PENGARUH “ GERAKAN NON BLOK”
- PERKEMBANGAN GERAKAN NON BLOK
Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai menyebabkan terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara kedua blok telah menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia. Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan untuk menentukan cita-citanya.
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan keamanan dunia. Gerakan Non Blok (GNB) atau Non Alignment (NAM) merupakan gerakan yang tidak memihak/netral terhadap Blok Barat dan Blok Timur.
- Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok
- Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
- Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
- Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
- Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
- Tokoh pendiri GNB
Untuk meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa negarawan dari Indonesia, India, dan Yugoslavia mengadakan pertemuan di pualu Brioni, Yugoslavia dan berhasil mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
- Presiden Soekarno (Indonesia),
- Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)
- Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir)
- Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
- Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
- Tujuan GNB
- Tujuan ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan politik yang jauh tertinggal dari negara-negara maju.
- Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai
- Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai;
- Mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
- Menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme;
- Memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat;
- Meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non Blok;
- Menggalang kerja sama antara negara berkembang dan negara maju menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.
- Asas Gerakan Non Blok
- GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok dunia yang saling bertentangan.
- GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang yang gerakannya tidak pasif.
- GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di semua tempat, memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zizzzionisme
- Keanggotaan GNB
Pada waktu berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara. Setiap diselenggarakan KTT anggotanya selalu bertambah, sebab setiap negara dapat diterima menjadi anggota GNB dengan memenuhi persyaratan. Adapun syarat menjadi anggota GNB adalah sebagai berikut:
- Menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;
- Mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
- Tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.
6) Prinsip Gerakan Non-Blok
Prinsip – prinsip Gerakan Non Blok adalah :
- Berpihak terhadap perjuangan anti kolinialisme
- Menolak untuk ikut serta dalam berbagai aliansi militer
- Menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore ( super power country)
- Tidak memihak terhadap blok barat ataupun blok timur
- Menolak pembangunan pangkalan militer oleh negara Adidaya diwilayahnya masing – masing.
- Anggota GNB
- Afrika
Aljazair (1961) |
EquatorialGuinea (1970) |
Malawi (1964) |
Seychelles (1976) |
Angola (1964) |
Eritrea (1995) |
Mali (1961) |
Sierra Leone (1964) |
Benin (1964) |
Ethiopia (1961) |
Mauritania (1964) |
Somalia (1961) |
Botswana (1970) |
Gabon (1970) |
Mauritius (1973) |
Afrika Selatan (1994)
|
Burkina Faso (1973) |
Gambia (1973) |
Maroko (1961)
|
Sudan (1961) |
Burundi (1964) |
Ghana (1961) |
Mozambik (1976) |
Swaziland (1970) |
Kamerun (1964) |
Guinea (1961) |
Namibia (1979) |
Tanzania (1964) |
Cape Verde (1976) |
Guinea-Bissau (1976) |
Niger (1973) |
Togo (1964) |
RepublikAfrika Tengah (1964) |
Pantai Gading (1973)
|
Nigeria (1964) |
Tunisia (1961)
|
Chad (1964) |
Kenya (1964) |
Republik Kongo (1964) |
Uganda (1964) |
Komoro (1976) |
Lesotho (1970)
|
Rwanda (1970) |
Zambia (1964) |
Republik Demokratik Kongo (1961) |
Liberia (1964) |
Mauritania (1964) |
Zimbabwe (1979) |
Djibouti (1983) |
Libya (1964) |
SaoTomedan Principe (1976) |
|
Mesir (1961) |
Madagascar (1973) |
Senegal (1964) |
|
- Amerika
Antigua dan Barbuda |
Cuba (1961) |
Haiti (2006) |
Saint Lucia (1983) |
Bahama (1983) |
Dominica (2006) |
Honduras (1995) |
Saint Vincent (2003) |
Barbados (1983) |
Rep. Dominika (2000) |
Jamaica (1970) |
Suriname (1983) |
Belize (1976) |
Ekuador (1983) |
Nikaragua (1979) |
TrinidadnTobago (1970) |
Bolivia (1979) |
Grenada (1979) |
Panama (1976) |
Venezuela (1989) |
Chile (1973) |
Guatemala (1993) |
Peru (1973) |
|
Kolombia (1983) |
Guyana (1970) |
SaintKittsnNevis (2006) |
|
- Asia
Azerbaijan (2011) |
Irak (1961) |
Korea Utara (1976) |
Thailand (1993) |
Afghanistan (1961) |
Jordan (1964) |
Oman (1973) |
Timor Timur (2003) |
Bahrain (1973) |
Kuwait (1964) |
Pakistan (1979) |
Turkmenistan (1995) |
Bangladesh (1973) |
Laos (1964) |
Palestina (1976) |
Uni Emirat Arab (1970) |
Bhutan (1973) |
Lebanon (1961) |
Filipina (1993) |
Uzbekistan (1993) |
Brunei (1993) |
Malaysia (1970) |
Qatar (1973) |
Vietnam (1976) |
Kamboja (1961) |
Maladewa (1976) |
Saudi Arabia (1961) |
Yaman (1961) |
India (1961) |
Mongolia (1993) |
Singapore (1970) |
|
Indonesia (1961) |
Myanmar (1961) |
Sri Lanka (1961) |
|
Iran (1979) |
Nepal (1961) |
Suriah (1964) |
|
- Eropa
- Belarus (1998)
- Oceania
- Fiji (2011)
- Papua Nugini (1993)
- Vanuatu (1983)
- Mantan anggota
- Argentina (1973-1991)
- Siprus (1961-2004)
- Malta (1973-2004)
- SFR Yugoslavia (1961-1992) [7] [43] (termasuk FR Yugoslavia)
- Ukraina (2010-2014) (status pengamat turun
- Pengamat
Argentina |
Kosta Rika |
Montenegro |
Armenia |
El Salvador |
Paraguay |
Bosnia and Herzegovina |
Kazakhstan |
Serbia |
Brasil |
Kyrgyzstan |
Tajikistan |
Cina |
Mexico |
Uruguay |
- Bentuk Organisasi Gerakan Non Blok
Di dalam Gerakan Non Blok tidak terdapat struktur organisasi yang mengurus kegiatan di berbagai bidang karena Gerakan Non Blok bukan merupakan lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan perjuangan pada kekuatan moral. Satu-satunya pengurus dalam Gerakan Non Blok adalah ketua. Ketua Gerakan Non Blok dijabat oleh kepala pemerintahan negara yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok. KTT Gerakan Non Blok dihadiri oleh para kepala pemerintahan dan kepala negara anggota Gerakan Non Blok.
Kegiatan Gerakan Non Blok meliputi bidang berikut ini:
- Bidang Politik dan Perdamaian Dunia
- Meredakan ketegangan dunia;
- Mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
- Mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
- Mengusahakan pelucutan senjata dan pengurangan senjata nuklir;
- Menghapus pangkalan militer asing dan pakta-pakta militer;
- Melenyapkan kolonialisme;
- Menyelesaikan sengketa antarnegara dan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran, masalah di wilayah Timur Tegah (Midle East);
- Menghapus persekutuan militer;
- Menentang rasialisme dan apartheid.
- Bidang Ekonomi
- Ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat;
- Ikut berusaha mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia baru (TEBD) sehingga terdapat hubungan kerja sama saling menguntungkan antara negara maju dan negara sedang berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yang diperjuangkan Gerakan Non Blok dalam forum PBB adalah sebagai berikut:
- Dialog Utara–Selatan
Dialog Utara–Selatan adalah pertemuan yang membahas kerja sama saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang merupakan negara industri (Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan). Dengan adanya dialog Utara–Selatan diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara negara maju dan berkembang sehingga terwujud tata ekonomi dunia baru yang adil dan merata.
- Kerja Sama Selatan–Selatan
Kerja sama Selatan–Selatan merupakan bentuk kerja sama antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.
- Kelompok 77
Kelompok 77 merupakan kelompok negara berkembang yang berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi atas negara-negara maju. Kelompok 77 dibentuk di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77 beranggotakan negara di kawasan Asia, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika.
- Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok
Sejak didirikan tahun 1961, Gerakan Non Blok telah beberapa kali mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), antara lain sebagai berikut:
- Konferensi Tingkat Tinggi I Gerakan Non Blok (KTT I Gerakan Non Blok)
KTT I Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 1–6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia dengan ketua Presiden Joseph Broz Tito. KTT dihadiri oleh 25 negara. KTT I Gerakan Non Blok menghasilkan beberapa keputusan penting yang disebut Deklarasi Beograd dan berisi, antara lain sebagai berikut:
- Mengimbau dihentikannya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat bersama sekutunya;
- mengimbau Uni Soviet dan Amerika Serikat agar hidup berdampingan secara damai dengan menghentikan perlombaan senjata nuklir;
- menyerukan kepada dunia (PBB) untuk membantu negara yang masih terjajah supaya segera merdeka.
- Konferensi Tingkat Tinggi II Gerakan Non Blok (KTT II Gerakan Non Blok)
KTT II Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 5–10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir dengan ketua Presiden Gamal Abdul Nasser. KTT dihadiri oleh 46 negara. Keputusan penting yang dihasilkan dalam KTT II Gerakan Non Blok antara lain sebagai berikut:
- penghentian Perang Dingin dan perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur;
- usaha perbaikan ekonomi di negara sedang berkembang agar tidak tertinggal jauh dari negara maju;
- KTT II Gerakan Non Blok melahirkan Kelompok 77 yang terdiri atas negara Dunia Ketiga yang ingin berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi.
- Konferensi Tingkat Tinggi III Gerakan Non Blok (KTT III Gerakan Non Blok)
KTT III Gerakan Non Blok diselenggarakan di Lusaka, Zambia pada tanggal 8–10 Oktober 1970 dengan ketua Presiden Kenneth Kaunda Zambia. KTT dihadiri oleh 59 negara. Keputusan penting yang diambil dalam KTT III Gerakan Non Blok, selain tetap mendukung keputusan KTT I dan II Gerakan Non Blok, dihasilkan pula keputusan baru, antara lain sebagai berikut:
- dicetuskan suatu resolusi menuntut pembangunan tata ekonomi dunia baru yang lebih adil dan merata;
- mengimbau diadakannya dialog yang lebih demokratis antara kelompok Utara dan kelompok Selatan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian dunia yang sehat dan dinamis;
- menyerukan kerja sama yang erat dan luas di antara negara anggota Gerakan Non Blok dan tidak terlalu bergantung pada negara maju.
- Konferensi Tingkat Tinggi IV Gerakan Non Blok (KTT IV Gerakan Non Blok)
KTT IV Gerakan Non Blok diselenggarakan di Aljir, Aljazair pada tanggal 5–9 September 1973 dengan ketua Presiden Houari Boumediene. KTT IV Gerakan Non Blok dihadiri oleh 76 negara. Sasaran yang hendak dicapai dalam KTT IV Gerakan Non Blok, antara lain sebagai berikut:
- pengajuan rancangan tata ekonomi dunia baru;
- meredakan ketegangan dunia atau “détente” dan membahas persoalan Krisis Timur Tengah;
- pembentukan dana pembangunan bagi negara-negara berkembang;
- kerja sama dalam mengatasi masalah lingkungan hidup.
- Konferensi Tingkat Tinggi V Gerakan Non Blok (KTT V Gerakan Non Blok)
- KTT V Gerakan Non Blok
Diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka pada tanggal 16–19 Agustus 1976 dengan ketua PM Sirimavo Bandaranaike. KTT dihadiri oleh 81 negara. Hasil KTT V Gerakan Non Blok “Deklarasi Kolombo” antara lain sebagai berikut:
- berusaha mewujudkan tata ekonomi dunia baru;
- program Aksi Kolombo;
- penyelesaian masalah perang Vietnam.
- Konferensi Tingkat Tinggi VI Gerakan Non Blok (KTT VI Gerakan Non Blok)
KTT VI Gerakan Non Blok diadakan di Havana, Kuba (1979) ketua Presiden Fidel Castro. KTT dihadiri oleh 94 negara. KTT ini membicarakan masalah masuknya pengaruh blok sosialis ke dalam anggota Gerakan Non Blok dan mencegah terjadinya pertikaian antaranggota. asil penegakan kembali pentingnya perdamaian dunia. Birma menyatakan keluar dari GNB, sebab GNB dianggap tidak murni lagi.
- Konferensi Tingkat Tinggi VII Gerakan Non Blok (KTT VII Gerakan Non Blok)
KTT VII Gerakan Non Blok diadakan di New Delhi, India pada tahun 1982 dengan ketua PM Indira Gandhi. Menurut keputusan KTT ke VI bahwa KTT VII diselenggarakan di Bagdad Irak pada akhir tahun 1982. Oleh karena terjadi perang Irak-Iran,maka KTT VII dialihkan ke New Delhi India. Pembicaraan pada KTT VII Gerakan Non Blok ini masih berkisar pada cara menyelesaikan persengketaan yang timbul di antara anggota Gerakan Non Blok, akibat perang saudara, dan pengaruh kekuatan asing. Hasil “The New Delhi Massage”, Pesan New Delhi yaitu sebagai berikut:
- menghimbau agar negara-negara besar menghilangkan kecurigaan dan mengadakan perundingan secara jujur;
- mendukung perjuangan rakyat Palestina dan Namibia;
- menghimbau agar negara-negara besar dan maju menghilangan politik proteksionisme, sebab dapat menghambat perdagangan internasional.
- Konferensi Tingkat Tinggi VIII Gerakan Non Blok (KTT VIII Gerakan Non Blok)
KTT VIII Gerakan Non Blok diadakan di Harare, Zimbabwe pada tanggal 1–6 September 1986 dengan ketua Robert Mugabe. Konferensi ini dihadiri oleh 102 negara. KTT VIII Gerakan Non Blok ini membicarakan masalah ketertiban, keamanan serta perdamaian dunia yang menyangkut masalah hak asasi serta kedaulatan suatu negara. Selain itu, juga berupaya menghentikan perang Irak–Iran dan mengupayakan agar negara-negara Gerakan Non Blok mengakhiri sengketa antarnegara.
- Konferensi Tingkat Tinggi IX Gerakan Non Blok (KTT IX Gerakan Non Blok)
KTT IX Gerakan Non Blok berlangsung di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 4–7 September 1989 dengan ketua Presiden Janez Drnosek. Dalam KTT ini terjadi perbedaan pendapat di antara para anggota mengenai masalah Irak dan Kuwait. Kelompok pertama yang didukung mayoritas anggota menghendaki Irak menaati semua resolusi PBB. Kelompok kedua menghendaki penyelesaian Irak–Kuwait dengan solusi Arab tanpa campur tangan pihak luar. Akan tetapi, akhirnya Gerakan Non Blok gagal menghentikan konflik di Teluk Persia, baik dalam kasus Perang Teluk I maupun Perang Teluk II.
- Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Non Blok (KTT X Gerakan Non Blok)
KTT X Gerakan Non Blok diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 1–6 September 1992 ketua Presiden Soeharto. Isu yang muncul dalam KTT X Gerakan Non Blok di Jakarta, antara lain sebagai berikut.
- Gerakan Non Blok tetap mendukung perjuangan Palestina yang rumusannya terdapat dalam Pesan Jakarta atau Jakarta Message.
- Menyesalkan tindakan Amerika Serikat yang membantu Israel dalam pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.
- Kegagalan memasukkan masalah sanksi PBB terhadap Irak dan Libia masih membuktikan lemahnya Gerakan Non Blok dalam mengatasi perbedaan pendapat di kalangan anggotanya.
- Konferensi Tingkat Tinggi XI Gerakan Non Blok (KTT XI Gerakan Non Blok)
KTT XI Gerakan Non Blok diselenggarakan di Cartagena, Kolombia pada tanggal 16–22 Oktober 1995 dengan ketua Presiden Ernesto Samper. Hasilnya meningkatkan dialog Utara Selatan.
- Konferensi Tingkat Tinggi XII Gerakan Non Blok (KTT XII Gerakan Non Blok)
KTT XII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan pada tanggal 28 Agustus–3 September 1998. Hasil perjuangan demokratisasi dalam pengakuan serta hubungan internasional bagi negara dunia ketiga.
- Konferensi Tingkat Tinggi XIII Gerakan Non Blok (KTT XIII Gerakan Non Blok)
KTT XIII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan Februari 2003. Hasilnya penyelesaian masalah Irak dengan jalan damai dan tidak memicu pecahnya perang di Irak.
- Indonesia dalam GNB
Peranan penting Konferensi Asia Afrika tahun 1955 bagi pembentukan Gerakan Non Blok menunjukan keterlibatan Indonesia dalam gerakan itu sejak masih dalam gagasannya. Indonesia pun terlibat aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT I GNB di Beograd, Yugoslavia.[7]
Dengan demikian Indonesia termasuk perintis dan pendiri GNB. Keikutsertaan Indonesia dalam GNB sejak awal disebabkan oleh kesesuaian prinsip gerakan dengan politik luar negeri bebas aktif. Indonesia berkeyakinan, perdamaian hanya mungkin tercipta dengan sikap tidak mendukung pakta militer (NATO dan Pakta Warsawa).
Soekarno sangat mendukung GNB karena pada waktu itu dia sedang menggalang kekuatan negara-negara baru atau New Emerging Forces (Nefos) untuk membebaskan Irian Barat yang masih diduduki Belanda, di mana Soekarno sudah tidak percaya dengan perundingan diplomasi dengan pihak Belanda.
- PENGARUH GERAKAN NON BLOK
GNB sebagai suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang sangat baik pada masa perang dingin dan memiliki kemajuan pesat padaanggota-anggotanya belakangan mulai dipertanyakan ke-relevansiannya. Karena melihat kondisi dunia dimana sudah tidak ada lagi dua blok yang mendominasi kekuatan didunia. Untuk memunculkan eksistensi nya kembali GNB mulai melakukan konferensi untuk membuat suatu gerakan sehingga keberadaan GNB dapat tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Karena GNB sendiri sangat berperan dan memiliki manfaat yang sangat besat kepada anggotanya. Dengan adanya GNB ini menolong Negara-negara di Asia dan Afrika lepas dari kolonialisme dan dapat merdeka. Sayang rasanya bila hal ini harus hilang begitu saja karena masih banyak yang dapat dilakukan sekarang ini untuk menuju dunia yang lebih baik. Dan kita tau GNB dipimpin orang-orang yang ahli maka kita akan terus menunggu gebrakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok:
- Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
- Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
- Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1996
- Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6 September 1961.
- Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
Arti Penting Gerakan Non Blok bagi Indonsia:
Gerakan Non Blok dipelopori salah satunya oleh Indonesia, karena adanya dua kekuatan besar di dunia yaitu Blok Timur dan Blok Barat. Karena Indonesia memiliki politik bebas aktif dimana berarti Indonesia tidak memihak pada blok manapun maka Indonesia menyatakan bersifat netral. Maka dengan Gerakan Non Blok. Maka Indonesia menjalankan politik bebas aktif tersebut. Yakni bersifat netral dan tidak memihak pada blok manapun.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan sosial,ekonomi, dan politik negara berkembang
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintahan global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa Gerakan Non Blok dapat memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas.Pentingnya Gerakan Non-Blok terletak pada kenyataan bahwa Gerakan Non Blok merupakan gerakan internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan sosial negara berkembang Gerakan Non Blok dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu dengan negara lain. Gerakan Non Blok juga berupaya untuk melestarikan lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara, dan tanah serta menghindarkan perusakan tanah dan perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi negara berkembang.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan ekonomi negara berkembang
Kerjasama antar negara-negara anggota Gerakan Non Blok dapat memiliki dampak positif pada situasi ekonomi dunia, dan terutama kriris yang mencengkeram dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yanh lebih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. Gerakan Non Blok dapat membuat perekonomian negara-negara anggota Non Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi Gerakan Non Blok ini meningkatkan program ke arah tata ekonomi dunia.
Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan politik negara berkembang.
Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota persekutuan militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. Gerakan Non Blok juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.
Kendala atau masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Gerakan Non Blok
Meskipun Negara-Negara anggota Gerakan Non Blok sendiri berupaya memegang teguh prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh Gerakan Non Blok sebagaimana tertuang dalam Dasa sila Bandung, namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah internal dalam Gerakan Non Blok.
Diantara masalah-masalah yang menonjol adalah adanya berbagai perselisihan yang terjadi diantara Negara-Negara anggota Gerakan Non Blok sendiri.
Perselisihan antara Negara anggota tertentu itu, selain mengganggu suasana kerjasama internal Gerakan Nonblok, juga adakalanya menghambat jalannya sidang-sidang Gerakan Nonblok. Disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk hal-hal tertentu yang disebabkan juga oleh penerapan prinsip konsensus secara kaku.
Kesimpulan
Gerakan Non Blok merupakan bentuk emansipasi politik negara – negara tersebut untuk menciptakan dunia yang aman, bebas dari perang, kemiskinan, keterbelakangan dan lepas dari belenggu penjajahan. Pendiri dari Gerakan Non Blok ini antara lain adalah Presiden Soekarno (Indonesia), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Perdana Menteri Pandit Jawa Haral Mehru (India), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana). Prinsip – prinsip Gerakan Non Blok adalah, berpihak terhadap perjuangan anti kolinialisme, menolak untuk ikut serta dalam berbagai aliansi militer, menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore ( super power country), tidak memihak terhadap blok barat ataupun blok timur, menolak pembangunan pangkalan militer oleh negara Adidaya diwilayahnya masing – masing. Gerakan Non Blok ini menimbulkan banyak dampak di negara berkembang, yaitu di bidang sosial, ekonomi dan politik, yang menjadikan negara berkembang kebih baik dari sebelumnya. Tetapi untuk mencapai semua ini juga dihadapkan dengan masalah dan kendala dalam pelaksanaan Gerakan Non Blok tersebut.
Admin
Popular Posts
Blog Archive
bingung cari sesuatu ?
admin : valentino d.s (32)
Popular Posts
-
Tugas Sejarah Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi Sayuti Melik Lutfi Raka Satria (XI.S.1/18) Risa Yauma...
-
Kelompok 3 : 1. Rizkia Alfandi (24) 2. Sekar Apriliany (26) ...
-
LATIEF HENDRANINGRAT “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” Sesuai dengan motto yang dipegang teguhnya, ia merupakan sosok yang tidak banya...
-
TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(genap) Anggota Kelompok : 1. Novita Wulandari (20) 2. Shafi...
-
meneladani perjuangan tokoh proklamasi "Frans Sumarto Mendur" KELOMPOK 11 : Frans Sumarto Mendur ANGGOTA : ...
-
kelompok 1 nama : DISUSUN OLEH : 1. ANNISA DEWANTI (03) 2. EKA DYAH PRAMUSINTA (12) 3. ...
-
Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi "S.Suhud" 1. Sarah Whiena K (25) 2. Siska Nur aini Dewi ...
-
Perkembangan Organisasi Kebangsaan pada Masa Pendudukan Jepang Nama Anggota Kelompok : 1. Annisa Dewanti ...
-
meneladani tokoh proklamasi " F.Wuz dan Yusuf Ronodipuro" Nama kelompok : Dewi wulandari (11) Misi Haryanti (19) Shaf...
-
Nama anggota kelompok a. Berliana Aptikasari (08) b. Carolina Eka Safitri (09) XI IIS 1 c. ...