Sabtu, 30 Januari 2016

PENGERAHAN MASSA/ RAKYAT DAN EKSPLOITASI SDA MASA KEPENDUDUKAN JEPANG

Posted by Unknown on 08.43 | 1 comment


PENGERAHAN MASSA/ RAKYAT DAN EKSPLOITASI SDA 

MASA KEPENDUDUKAN JEPANG


KELOMPOK 4:


ATRI CAHYANINGTYAS (04)


CAROLINA EKA SAFITRI (09)


FAJARWATI SUMARDI PUTRI (14)


MISI HARYANTI (19)


RIZKIA ALFANDI (24)



SILVYANA NUR HALIZA (29)










Masa Kependudukan Jepang di Indonesia ( 1942- 1945)

·      Kebijakan Jepang di Indoensia pada dasarnya didasarkan untuk:
a. Pengerahan massa/ rakyat Indonesia
b. Eksploitasi sumber daya alam Indonesia
ØPengerahan massa/ rakyat di Indonesia
Untuk membantu Jepang dalam perang asia timur raya, Jepang melakukan eksploitasi sumber daya manusia. Diantaranya dalam bentuk:
1. Romusha

Rakyat desa yang tenaga dan hartanya diperas oleh tentara pendudukan Jepang masih dibebani kewajiban kerja paksa tanpa upah (romusha). Mereka diperintahkan mengerjakan sarana militer untuk kepentingan Jepang. Para romusha dipaksa bekerja keras sepanjang hari tanpa upah, makan pun sangat terbatas sehingga kelaparan dan banyak yang meninggal di tempat kerja.

2.         Kinrohosi
Bentuk lain dari romusha adalah kinrohosi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, seperti para pamong desa dan para pegawai rendahan.

3. Seinendan atau Barisan Pemuda
       Seinendan dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda berumur 14–22 tahun. Mereka dididik militer agar dapat mempertahankan Tanah Air dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi, tujuan sebenarnya adalah mempersiapkan para pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Asia Pasifik.

4. Keibodan atau Barisan Pembantu Polisi
Keanggotaan Keibodan terdiri atas pemuda berusia 23–25 tahun. Keibodan dibentuk tanggal 29 April 1943. Barisan Keibodan di Sumatra disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borneo Konan Hokekudan. Mereka memperoleh pendidikan untuk membantu tugas Polisi Jepang. Organisasi Keibodan berada di bawah pengawasan Polisi Jepang secara ketat agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis.

5. Fujinkai atau Barisan Wanita
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya adalah kaum wanita berusia 15 tahun ke atas. Tujuan Fujinkai adalah membantu Jepang dalam perang menghadapi Sekutu.
6.         Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa
Perhimpunan ini dibentuk untuk mengerahkan rakyat guna berbakti sepenuhnya kepada Jepang dalam memenangkan Perang Asia Pasifik melawan Sekutu.


7. Suishintai atau Barisan Pelopor


             Organisasi Suishintai dibentuk pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan pada tanggal              25 September 1944. Pemimpin organisasi tersebut adalah Ir. Sukarno dibantu Otto                                Iskandardinata,R.P. Suroso, dan Dr. Buntaran Martoatmojo.


8. Heiho atau Pembantu Prajurit Jepang

Heiho dibentuk pada bulan April 1945. Anggotanya adalah pemuda yang berusia 18–25 tahun. Heiho adalah wadah yang disediakan Jepang untuk pemuda Indonesia sebagai barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan merupakan bagian dari ketentaraan Jepang.

Ø

Eksploitasi sumber daya alam Indonesia
Indoensia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam melimpah. Oleh sebab itu Indonesia memegang peran penting bagi pendudukan Jepang untuk menopang kebutuhan industri dan keperluan perang. Dengan slogan “Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, Jepang berusaha mengeksploitasi sosial ekonomi Indonesia demi kemenangan perang. Diwujudkan dalam kebijakan- kebijakan seperti berikut:


1. Setiap daerah diharuskan dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan menopang kebutuhan perang Jepang (SISTEM AUTARCHI).


2. Indoensia dijadika home front (daerah belakang) untuk memenuhi kebutuhan minyak dan karet Jepang dalam perang.


3. Semua usaha ditujukan untuk keperluan perang. Kebutuhan pokok rakyat umumnya dijatah. Beras diberikan dengan kualitas sangat rendah. Perkebunan teh, kopi dan tembakau diawasi dan dimonopoli Jepang, terutama kina, tebu, dan karet. Hasil panen rakyat yang berupa padi, disetorkan dengan ketentuan sangat ketat. 40 % dimiliki petani, 30 % diserahkan kepada pemerintah melalui kumiai, dan 30 % disetorkan ke lumbung desa untuk bibit. Dalam praktiknya jumlah yang disetorkan melebihi ketentuan.


4. Pemerintahan Jepang mengeluarkan peraturan untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran sisa pesediaan barang diperketat.


5. Semua harta benda dan perusahaan perkebunana milik orang Belanda disita danbeberapa perusahaan vital. seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan transport langsung dikusai pemerintah.


6. Jepang melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambh bahan pangan secara besar-besaran.


7. Jenis perkebunan yang tidak berguna dibatasi, dimusnahkan, dan diganti dengan tanaman bhan makanan seperti teh, kopi, tembakau, yang diganti dengan tebu untuk pembuatan gula.


8. Adanya peraturan pebatasan dan penguasaan alat produksi oleh pemerintah.


9. Rakyat dibebani dengan pekerjaan tambahan yang bersifat wajib seperti menanam pohon jarak yang bisa digunakan untuk pelumas pesawat terbang dan senjata.
· Sumber :
Ø Ricklefs, MC. 1999. Sejarah Indonesia Modern. Jogjakarta: Gajah Mada University Press
Ø G. Moedjanto. 1990. Indonesia Dalam Abad 20 Jilid 1. Jogjakarta: Kanisius
Ø Benda, Harry J. 1985. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit, Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. Jakarta: Pustaka Jaya

1 komentar:

  1. DAPATKAN JUTAAN RUPIAH DI BOLAVITA SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA !!

    YOK BURUAN DAFTAR DI BOLAVITA DENGAN WINRATE 99%

    DENGAN BERBAGAI MACAM PROMO BONUS DISINI !!
    BONUS ROLLINGAN
    BONUS REFERRAL
    BONUS NEW MEMBER
    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623

    BalasHapus