Posted by Unknown on 05.41 | 1 comment
TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(ganjil)
Anggota
Kelompok :
- Dewi Wulandari (11)
- Fira Dwi Anggraeni (15)
- Nurani Iswidiasih (21)
- Siska Nur’Aini Dewi (31)
Kelas :
XII IIS 1
PERKEMBANGAN
DAN PENGARUH KAA
Deskripsi
KAA
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Sebanyak 29 negara
yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka
pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk
mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang
memengaruhi Asia pada masa Perang
Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan
antara Republik
Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan
mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara
Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap
kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan
kekuasaan kolonial perancis di Aljazair;
dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam
pertentangan dengan Belanda
mengenai Irian
Barat.
Sepuluh poin hasil
pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila
Bandung, yang berisi tentang "pernyataan
mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia". Dasasila
Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam
PBB dan prinsip-prinsip Nehru.
Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan
Non-Blok pada 1961.
Perkembangan
KAA
A. Usainya perang
dunia kedua dan ketegangan Perang Dingin
Meletusnya Bom atom
di Nagasaki dan Hiroshima di Jepang, sebagai puncak kekalahan blok
fasis, sekaligus telah menjadi penanda usainya PD II pada quarter
ketiga tahun 1945. Dengan demikian, hanya ada Amerika Serikat (AS)
dan Uni Soviet yang kemudian muncul sebagai adikuasa pada saat itu.
AS dan Uni Soviet sama-sama memiliki aspirasi untuk mendominasi
dunia, namun keduanya memiliki pandangan dunia (ideologi) yang
berbeda dan saling bertentangan. AS menganut ideologi Kapitalisme
yang khas dengan demokrasi liberalnya dan identik dengan watak
eksploitatif, akumulatif, dan ekspansif. Sementara, Uni Soviet tegak
dengan ideologi Sosialisnya, yang identik dengan kesetaraan,
kebersamaan dan kedaulatan bagi semua bangsa.
Kedua kekuatan
tersebut terus bersitegang dan berkompetisi secara politik, ideologi
dan militer. AS membentuk blok barat yang anggotanya sebagian besar
adalah Negara-negara Eropa Barat, sedangkan uni Soviet membentuk blok
timur beranggotakan Negara-negara Eropa Timur dan Negara-negara
sosialis lainnya seperti China dan Kuba. Hingga tahun 1991, kedua
blok raksasa tersebut terus menggencarkan perang ideologi dan
berlomba-lomba membangun senjata modern, sehingga situasi dunia terus
dicekam kecemasan akan terjadinya perang nuklir dan atau senjata
pemusnah massal.
Berkembang dan
meluasnya pengaruh Uni Soviet di daratan Eropa hingga Asia yang
dilaporkan George Kennan (Diplomat AS untuk Uni Soviet)
kepada pemerintah AS, kian memupuk kekhawatiran bagi AS. Berdasarkan
laporan tersebut, AS kemudian melakukan kebijakan counter, yakni
politik luar negeri AS yang disebar ke berbagai negeri untuk
membangun isu anti komunis dan melakukan counter terhadap setiap
uapaya politik luar negeri Uni Soviet. Untuk itu, AS terus membentuk
sekutu pertahanannya seperti pembentukan NATO pada tahun 1949,
sebagai Pakta Pertahanan Atlantik Utara/Wilayah Eropa Barat dan
Utara, SEATO di Asia Tenggara, METO di Timur Tengah, CENTO untuk
sejumlah Negara dunia ketiga lainnya dan, ANZUS di Australia dan New
Zealand. Untuk membiayai keseluruhan program anti-komunisme-nya
tersebut (Containment Policy), AS bahkan mengucurkan dana
yang sangat besar dari kas Negara. Sedangkan sebagai tandingannya,
Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955.
Usainya PD-II hingga
masa perang dingin 1947-1991, rakyat dunia memang masih belum
sepenuhnya bebas dari penjajahan, kemiskinan dan, ancaman perang,
terutama di Negara-negara yang baru merdeka maupun yang masih
terjajah di Kawasan Asia dan Afrika. Meskipun demikian, negara-negara
dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangannya
untuk memperoleh kemerdekaan dengan mengusir penjajah yang bercokol
di negerinya. Atas situasi, serta dorongan aspirasi dan semangat
untuk mewujudkan “Kemerdekan dan Kedaulatan, kesejahteraan,
keadilan dan demokrasi” semua bangsa, negara-negara di kawasan Asia
dan Afrika, terus berupaya menggalang persatuan dan mencari jalan
keluar untuk mewujudkan perdamaian dunia.
B. Bangkitnya
gerakan pembebasan Nasional dan lahirnya KAA
Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, sebelumnya telah diselenggarakan
pertemuan antar perdana menteri di kawasan Asia, yakni: Burma, India,
Pakistan, Indonesia dan Srilanka. Pertemuan pertama (Konferensi
Colombo) diselenggarakan di Colombo, Srilanka, tahun 1954.
Konferensi tersebut menyepakati penyelenggaraan konferensi yang lebih
luas, sebagai konsolidasi negara-negara berkembang, baru merdeka dan
bahkan yang masih terjajah di Asia dan Afrika.
Menindak lanjuti
kesepakatan Konferensi Colombo, tanggal 28-31 Desember 1954,
diselenggarakan Konferensi Bogor yang juga dikenal dengan Konferensi
Panca Negara. Pertemuan tersebut membahas finalisasi rencana dan
persiapan penyelenggaraan konferensi yang lebih luas, dihadiri oleh
Perdana Menteri lima Negara peserta Konferensi Colombo. Pertemuan
tersebut menyepakati poin-poin pokok tujuan penyelengggaraan KAA
antara lain: 1). Mewujudkan Kepentingan bersama negara-negara
Asia Afrika, 2). Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial,
dan budaya, 3). Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah
rasialisme, 4). Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya
mewujudkan perdamaian dunia.
Setelah melalui
berbagai tahapan, Konferensi Asia Afrika (KAA) akhirnya dilaksanakan
di Bandung 18-25 April 1955, dihadiri oleh 29 negara, perwakilan Asia
dan Afrika. Melalui sidang yang berlansung selama sepekan, KAA
berhasil merangkum penilaian dan menyusun sepuluh asas (Dasa Sila
Bandung) yang mencerminkan semangat dan persatuan seluruh Negara
dalam menegakkan hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan
perdamaian dunia.
Dasa Sila Bandung
hanya secara tidak langsung mengkritik dua negara adidaya dalam
perang dingin. Pada saat yang sama, konferensi ini memberi peluang
bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk bergabung dengan
persekutuan militer manapun. Penilaian tersebut selaras dengan
ketakutan AS akan terkonsilidirnya anggota KAA mendukung blok timur,
juga selaras dengan kepentingan industri dan bisnis persenjataan AS.
C. Perkembangan
KAA 2005-2012
Paska konferensi
Bandung 1955, dengan berbagai dinamika dan perkembangan situasi umum
dunia dan situasi khusus setiap Negara dikedua benua tersebut,
praktis 50 tahun berikutnya, KAA kedua baru dapat diselenggarakan
kembali pada tanggal 19-24 April 2005, di Indonesia, dengan thema
“Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Towards a
New Asian-African Strategic Partnership (Mengembalikan
Semangat Bandung: Bekerja Menuju Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang
Baru)”.
Sesuai dengan
temanya, KAA 2005 menyepakati pembentukan Kerjasama Strategis
Asia-Afrika Baru (New Asian-African Strategic Partnership-NAASP)
dengan sembilan prinsipnya yang dikenal dengan Nawa Sila. Selain
NAASP, KAA 2005 juga menerbitkan dokumen pernyataan Bersama Menteri
tentang Rencana Aksi NAASP serta Pernyataan Bersama Pemimpin
Asia-Afrika tentang Tsunami, Gempa Bumi, dan Bencana Alam Lainnya”.
Kesepakatan-kesepakatan KAA 2005, yang mencerminkan peralihan bentuk
dan orientasi KAA yang semakin jauh dari prinsip dan semangat
pendiriannya, terus berjalan semakin matang hingga peringatan 57
tahun KAA, sekaligus peringatan 7 tahun NAASP, pada tahun 2012 di
Indonesia, dihadiri 106 Negara, dengan tema “Celebrating
Together in Peace”.
Melihat keseluruhan
isu deklarasi KAA 2005 beserta Dokumen NAASP, jika dipadukan dengan
keadaan umum rakyat di seluruh kawasan Asia dan Afrika saat ini,
tentu saja dokumen-dokumen tersebut tak ubahnya jargon kosong dan
dokumen yang hanya memberi pelayanan bagi kepentingan utara, dibawah
kepemimpinan imperialisme AS. Artinya bahwa, semangat KAA 1955 hingga
GNB 1961 dahulu, dengan semangat dan sikap yang tegas sebagai forum
persatuan Negara-negara Asia dan Afrika melawan kolonialisme dan
untuk menghapuskan penjajahan di Asia dan Afrika, mewujudkan
kedaulatan dan kesejahteraan rakyatnya, serta terlibat aktif untuk
mewujudkan perdamaian dunia telah banyak diselewengkan.
Pengaruh
Konferensi Asia Afrika bagi Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia
Afrika
membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan
kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika.
Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut
- Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
- Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
- Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
- Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya.
- Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
- Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain membawa
pengaruh
bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika,
Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam
perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara
lain sebagai berikut.
- Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
- Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.
- Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
- Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
- Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Anggota kelompok :
-
Annisa Dewanti (03)Risa Yauma Nur J (23) Kelas XII IPS 1
-
Sarah Whiena K (25)
Konferensi Asia
Afrika Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia
dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di
samping itu juga ditandai dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan
militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara
adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut
hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh
karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja
sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas,
artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia.
Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa ada
unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara
sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktifberarti bahwa bangsa
Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara
Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang
Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling
berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni
Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan
perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia
dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita
karena penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia
kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang
berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina,
Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih
banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai
kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak
melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan.
Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum
merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam
Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan
dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia
Afrika mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada
khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama
kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan
dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi
Colombo.
Konferensi Pendahuluan
Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan
konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut,
antara lain sebagai berikut.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota
negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh
lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
·
Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali
Jinnah
·
Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John
Kotelawala
·
Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
·
Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
·
Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam,
sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu
Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia
Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima
negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan
nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi
Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal
22–29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri
negara-negara peserta Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor memutuskan hal-hal
sebagai berikut.
·
Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan
di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
·
Penetapan tujuan KAA dan menetapkan
negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
·
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam
Konferensi Asia Afrika.
·
Pemberian dukungan terhadap tuntutan
Indonesia mengenai Irian Barat.
Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama
Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
- 23 Agustus
1953 - Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia)
di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya
kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.
- 25 April–2 Mei
1954 - Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka.
Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma
(sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia
memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia–Afrika.
- 28–29 Desember 1954 - Untuk
mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan
Bogor.
Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan,
serta siapa saja yang akan diundang.
- 18–24 April
1955 - Konferensi Asia–Afrika
berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh
Presiden Soekarno
dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa
persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
Pelopor
Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung
pada tanggal 18–24 April 1955. Kon-ferensi Asia Afrika dihadiri oleh
wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang
diundang.
·
Negara pengundang meliputi Indonesia, India,
Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
·
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6
negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos,
RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak,
Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika
(Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang, tetapi tidak hadir pada
Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran
itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda pertikaian dalam
negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia
Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai
berikut.
-
Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa
negara di kawasan Asia-Afrika.
-
Perasaan senasib sepenanggungan karena
sama-sama merasakan masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali
Thailand.
-
Meningkatnya kesadaran berbangsa yang
dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan intelektual.
-
Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan
Blok Timur.
-
Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal
bangsa, agama, dan budaya.
-
Secara geografis letaknya berdekatan dan
saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika,
antara lain:
-
memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
-
memberantas diskriminasi ras dan
kolonialisme;
-
memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di
dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama
internasional.
-
bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi,
dan budaya,
-
membicarakan masalah-masalah khusus yang
menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan
kolonialisme.
Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal
yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia dan Afrika, terutama
kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian
dunia. Kerja sama ekonomi dalam lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika
dilakukan dengan saling memberikan bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi
berpendapat bahwa negara-negara di Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan
dan pertukaran delegasi dagang. Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga
pentingnya masalah perhubungan antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat
memajukan ekonomi. Konferensi juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi
internasional yang telah ada untuk memajukan ekonomi. Konferensi Asia Afrika
menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam
Piagam PBB. Oleh karena itu, sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan
diskriminasi warna kulit di beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk
melenyapkan rasialisme dan diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini.
Konferensi juga menyatakan bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri
dan setiap perjuangan kemer-dekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi
perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya perlucutan senjata. Juga
diserukan agar percobaan senjata nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga
merupakan masalah yang sangat penting dalam pergaulan internasional. Oleh
karena itu, semua bangsa di dunia hendaknya menjalankan toleransi dan hidup
berdampingan secara damai. Demi perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar
negara yang memenuhi syarat segera dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut
kepentingan negara-negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada
umumnya, segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:
1. memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial,
ekonomi, dan kebudayaan;
2. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
3. mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas
Aden;
4. menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
5. aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut,
konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan beberapa
prinsip bersama, seperti:
1. menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam
Piagam PBB;
2. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
3. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar
maupun bangsa kecil;
4. melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam
negeri negara lain;
5. menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara
sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
6. tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar; b) tidak melakukan
tekanan terhadap negara lain;
7. tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
8. menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan
Piagam PBB;
9. memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
10. menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh prinsip yang dinyatakan dalam
Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Bandung
Declaration.
Pertemuan
ketiga (2015)
72
Negara Pastikan Hadiri Peringatan KAA ke-60
Terkait
kepastian para kepala negara yang akan hadir dalam KAA, sampai saat ini sudah
ada 72 kepala negara yang menyatakan kesiapan hadir dalam KAA. Kementerian Luar
Negeri memastikan 72 negara telah mengonfirmasi kehadirannya. KAA ke-60 akan
dilaksanakan di 2 kota yaitu Jakarta pada 19-23 April dan Bandung pada 24
April. Agenda KAA meliputi "Asia-Africa Business Summit" dan
"Asia-Africa Carnival". Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang
akan dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut
adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan,
serta perdamaian.[1]
Peserta
- Afganistan
- Arab Saudi
- Burma/ Myanmar (sekarang Myanmar)
- Ceylon (sekarang Sri Lanka)
- Republik Rakyat Tiongkok
- Ethiopia
- India
- Indonesia
- Irak
- Iran
- Jepang
- Kamboja
- Laos
- Lebanon
- Liberia
- Libya
- Mesir
- Nepal
- Pakistan
- Filipina
- Siprus
1
- Sudan
- Suriah
- Thailand
- Turki
- Republik Demokratik Vietnam
- Negara Vietnam (Republik Vietnam)
- Kerajaan Mutawakkilīyah Yaman
- Yordania
1 Siprus yang belum merdeka dan masih berada
dalam kolonialisme diwakili oleh tokoh yang di kemudian hari menjadi presiden
pertamanya, Makarios III.
Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan
Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan
perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia
Afrika adalah sebagai berikut.
1. Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik
tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup
berdampingan secara damai.
2. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk
menggalang persatuan.
3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
4. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta
di Asia dan Afrika khususnya.
5. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi
anggota PBB.
Selain membawa pengaruh bagi solidaritas dan
perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika, Konferensi Asia Afrika juga
menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh
atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.
1. Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling
berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang Dingin dan
mencegah terjadinya perang terbuka.
2. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan
dalam Gerakan Non Blok.
3. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar),
dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk
Blok Timur ataupun Blok Barat.
4. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam
Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya
Irian Barat ke pangkuan RI.
5. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi
ras di negaranya.
Konferensi Asia Afrika dan pengaruhnya
terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya berdampak pada negara-negara di
Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
Pengaruh
KAA bagi Indonesia:
·
Ditandatanganinya persetujuan dwi kewarganegaraan
antara Indonesia dan RRC (seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus
memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan).
·
Adanya dukungan yang diperoleh , yaitu berupa
keputusan KAA mengenai perjuangan merebut irian barat dalam forum PBB.
Pengaruh
KAA bagi Negara-Negara Asia-Afrika:
·
KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang
merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan (1956),
Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei, Chad,
Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
Pengaruh
KAA bagi Dunia:
·
Berkurangnya ketegangan dunia
·
Amerika Serikat dan Australia mulai berusaha
menghapuskan ras diskriminasi di negaranya.
·
Munculnya organisasi Gerakan Non-Blok (GNB) yang
bertujuan meredakan perselisihan paham dari Blok Barat dan Blok Timur.
·
Belanda mulai kebingungan menghadapi Blok Afro-Asia di
PBB.
Berikut
ini makna dan arti penting terselenggaranya KAA:
·
Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa
Asia-Afrika untuk lepas dari cengkraman imperialism dan kolonialisme barat.
·
Menjadi pendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
·
Merupakan pencetus semangat solidaritas dan
kebangkitan negara Asia-Afrika dalam menggalang persatuan.
·
Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah
maupun belum merdeka.
·
Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif
yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
·
Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia-Afrika
akan potensi yang dimiliki.
·
Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh
negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan
ketegangan dunia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika
[img]https://i.imgur.com/g5Skbas.jpg[/img]
BalasHapusMain Di Winning303
PENAWARAN PROMOSI:
Promo Deposit Pulsa Tanpa Potongan Via TELKOMSEL / XL / AXIS
"Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll
Ayo Gabung Di Klik ====> [URL=https://linktr.ee/winning303] Winning303 [/url] Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya Di INDONESIA.
[URL=https://linktr.ee/winning303] Winning303 [/url] Hadir Dengan Banyak Promo Yang Menarik dan Raih Kemenanganmu Sebanyak - Banyaknya
Winning303 juga menyediakan permainan lain dengan 1 ID...
1. Sportsbook / SBOBET
2. Live Casino / Baccarat live sexy
3. Slot Online / Slot JOKER
4. Sabung Ayam S128 / sv388
5. Poker IG / Poker IDN POKER
[img]https://i.imgur.com/q4NcwkD.gif[/img]
[URL=https://www.winning303.me/register?ref=192425] DAFTAR SV388 [/url]
Mari coba & rasakan permainan pragmatic slot Fire88 gratis
Klik ====> [URL=https://demopragmaticplay.fun/game/fire-88/] Slot pragmaticplay [/url]
Klik ====> [URL=https://demoplayngo.fun/] Slot playngo [/url]
Klik ====> [URL=https://demoisoftbet.fun/] Slot isoftbet [/url]
• Bonus new member 20%
• Bonus Next Deposit 10%
• Bonus rollingan poker sampai 0,5%
• Bonus referral sampai SEUMUR HIDUP
• Bonus Cashback 5-10 %
• Bonus Menang 7x [URL=https://linktr.ee/winning303] Sabung Ayam [/url] dapat bonus sampai 5.000.000
Raih Jackpot Spesial yang bisa anda dapatkan...dengan modal kecil dapatkan bonus BESAR...
Hanya di Winning303... Klik ====> [URL=https://linktr.ee/winning303] Daftar [/url]
Info hub
WA : 087785425244
Klik ====> [URL=https://linktr.ee/winning303] Daftar [/url]