Posted by Unknown on 05.41 | No comments
TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(ganjil)
Anggota kelompok :
·
BERLIAN INDAH KUSUMANINGRUM /
07
·
KHANITA AMELINDA HERUWATI / 17
·
SESAR NOVIA FATIMAH / 27
ADA APA di KAA ?
Salah satu kota di Indonesia menjadi tempat
dimana sebuah konferensi dunia pertama kali di selenggarakan. Setelah
selesainya Perang Dunia II, muncullah ciri politik yang mengutamakan kemerdekaan dunia. Hal itu
pulalah yang melatarbelakangi mengapa konverensi tersebut dilaksanakan di
Indonesia. Dimana dan mengapa diselenggarakan di Indonesia? ikutilah uraian
dibawah ini untuk lebih memahami. Check this out !!!!
Latar
belakang
KAA
dibentuk sebagai usaha untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Asia dan Afrika
yang masih terjajah agar dapat mencapai kemerdekaannya, selanjutnya Negara
Negara yang sudah merdeka seperti Indonesia, Birma, Indiaa, Pakistan dan Sri
langka memberikan dukungan penuh terhadap Negara Negara yang belum merdeka untuk
menumbangkan penjajahan colonial.
KAA 1955
Sebelum
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi
pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi
pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka
pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana
menteri dari negara sebagai berikut.
§ Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
§ Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
§ Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
§ Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
§ Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi
Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi
di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai
penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo
kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai
negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara
I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi
pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember
1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta
Konferensi Kolombo.
Konferensi
Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai
peserta Konferensi Asia Afrika.
Hal-hal
yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika adalah Pemberian dukungan
terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat dan Konferensi Bogor juga
terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai
dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal
18–24 April 1955. Kon-ferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29
negara yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang.Negara
pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
Negara
yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi
Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam
Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah),
Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia,
Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara
yang diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah
Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika
Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris.
Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka,
Bandung.
A.
Latar belakang dan dasar
pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
o
Kenangan kejayaan masa lampau
dari beberapa negara di kawasan Asia-Afrika.
o
Perasaan senasib
sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan penindasan bangsa
Barat, kecuali Thailand.
o
Meningkatnya kesadaran
berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan
intelektual.
o
Adanya Perang Dingin antara
Blok Barat dengan Blok Timur.
o
Memiliki pokok-pokok yang
kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
o
Secara geografis letaknya
berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
B.
Tujuan diadakannya Konferensi
Asia Afrika, antara lain:
·
memajukan kerja sama
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
·
memberantas diskriminasi ras
dan kolonialisme;
·
memperbesar peranan bangsa
Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja
sama internasional.
·
bekerja sama dalam bidang
sosial, ekonomi, dan budaya,
·
membicarakan masalah-masalah
khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara,
rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi
Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama
negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan,
serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam
lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan
bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di
Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang.
Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan
antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi
juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada
untuk memajukan ekonomi. Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip
dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam Piagam PBB. Oleh karena itu,
sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan diskriminasi warna kulit di
beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme dan
diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan
bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan
kemer-dekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi
mendukung adanya perlucutan senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata
nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga merupakan masalah yang sangat
penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia
hendaknya menjalankan toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi
perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat
segera dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi
setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara
Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
ü memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial,
ekonomi, dan kebudayaan;
ü menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
ü mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman
atas Aden;
ü menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
ü aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain
menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia
untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, Kesepuluh prinsip yang dinyatakan
dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau
Bandung Declaration. KAA dibentuk tidak hanya mengukuhkan solidaritas Negara
Asia-Afrika tetapi juga merupakan titik tolak dan sumber inspirasi bagi pejuang
kebebasan dan kemerdekaan bangsa bangsa. KAA
di bandung menghasilkan prinsip-prinsip dasar untuk mengikat kerjasama
di Negara Asia-Afrika dan dukungan bagi proses dekolonialisasi di dunia.
Terdapat sepuluh prinsip yang dikenal dengan nama Dasasila Banndung ( Bandung
Spirit ) yang isinya :
1.
Menghormati hak – hak dasar
manusia dan tujuan serta asas – asas dalam piagam PBB
2.
Menghargai kedaulatan dan
integritas territorial semua bangsa
3.
Mengakui persamaan ras dan
persamaan semua bangsa
4.
Tidak melakukan intervensi
atau campur tangan dalam masalah dalam negri Negara lain
5.
Menghormati hak setiap bangsa
untuik mempertahankan diri secara individual atau kolektif sesuai dengan piagam
PBB
6.
Tidak mempergunakan peraturan
dari pertahanan kolektiff untuk bertindaak bagi kepentingan salah satu Negara
besar. ~tidak melakukan tekanan terhadap Negara lain
7.
Tidak melakukan tindakam atau
ancaman agresi atau penggunaan kekerasan
8.
Menyelesaikan segala konflik
internasional dengan jalan dmai, seperti perundingan, persetujuan, arbritase
atau penyelesaian hukum atau cara damai lain menurut pilihan pihak –pihak
bersangkutan yang sesuai dengan piagam PBB
9.
Memajukan kepentingan bersama
dan kerja sama internasional
10.
Menghormati hukum dan
kewajiban – kewajiban internasional
BANGKIT dari KeTERPURUKan
Disusun oleh :
1. Carolina Eka S. (09)
2. Misi Haryanti (19)
3. Silvyana Nur H. (29)
Sudah bukan rahasia umum lagi jika bangsa Indonesia maupun bangsa lain di Asia-Afrika familiar dengan kata kata “Konferensi Asia-Afrika”? Ya, konferensi ini merupakan suatu acara penting bagi negara negara di Asia, Afrika, dan Timur Tengah yang baru saja merdeka dari penjajahan . Konferensi ini tidak hanya mengukuhkan negara di Asia-Afrika namun juga menumbuhkan semangat baru untuk memulai kehidupan baru negara mereka seusai penjajahan oleh bangsa Eropa.
Untuk melihat lebih dalam lagi mengenai KAA di Bandung, let’s get on....
KAA di Bandung dan Dekolonisasi Asia-Afrika
Merupakan salah satu ciri dari politik penjajahan bangsa Eropa yang seusai Perang Dunia II negara negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah mencapai kemerdekaannya. Selanjutnya negara yang baru saja lepas dari penjara “kolonialisme” seperti Indonesia, Birma(Myanmar), India,Pakistan dan bebrerapa negara lainnya sadar dan mulali memikirka nasib bangsa mereka dan bangsa lain yang masih terperangkap dalan penjara “kolonialisme” yang memerlukan dukungan untuk menumbangkan para penjajah dan praktik kolonialisme di negara mereka.
Untuk itu negara negara merdeka ini sepakat untuk bekerja sama secara erat memberi dukungan keppada negara yang masih terjajah agar semanagt mereka semakin tumbuh untuk menumbangkan para penjajah. Maka terbentuklah Konfernsi Asia Afrika tahun 1955 yang bertempat di Bandung, Indonesia untuk memperjuangka kemerdekaan negara di Asia Afrika yang belum merdeka tersebut.
A. KAA Bandung 1955
Sebuah konferensi yang terbentuk atas suatu solidaritas yang sangat kuat antara negara-negara di Asia Afrika bekas kolonialisme bangsa Eropa ini tidak hanya sebagai pengukuh solidaritas semata namun juga merupakan titik tolak dan sumber informasi perjuangan kebebasan dan kemerdekaan bagi bansa yang masih terbelenggu oleh penjajah. Onferensi ini dipelopori oleh :
1. Ali Sastroamidjojo
2. Mohammad Ali Bogra
3. Jawaharlal Nehru
4. Sir John Kotelawala
5. U Nu
Dari pertemuan yang berlangsung selama dua minggu ini disepakati sikap MenolakPembentukan dua blok di dunia : Blok Barat dan Blok Timur, serta Menolak ikut serta dalam Aktivitas dua kekuatan besar tersebut, dengan mengambil kebijakan politik Bebas Aktif. Ditetapkan bahwa Konferensi Asia Afrika akan berlangsung pada akhir minggubulan April tahun 1955. Presiden Soekarno kala itu, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya konferensi tersebut. Satu hal yang menarik adalah diundangnya Cina sebagai peserta KAA. Mengapa Cina yang berpaham Komunis dimasukkan ke dalam peserta konferensi..? Usulan ini tentu awalnya mendapat kecaman. Menanggapi kecaman itu, Birma mengancam akan mengundurkan diri dari Konferensi jika Cina tidak diundang. Hal ini tentu menggelisahkan negara-negara sponsor lainnya.
Presiden Soekarno memberi pertimbangan bahwa kehadiran Cina bisa membawa kesuksesan bagi KAA. Pertama, Cina adalah aset yang besar bagi Asia. Sebab, sebagian besar daratan Asia dan penduduk Asia terkonsentrasi di daratan Cina.
Kedua, meskipun Cina adalah negara komunis, namun ia tak merapat ke Kubu Blok Timur yang juga berpaham komunis saat itu.
Keikutsertaan Cina ini pun membuktikan bahwa negara-negara di dunia ketiga ini berkomitmen atas Cita-citanya berpolitik Bebas Aktif tanpa mencampuri urusan dalam negeri orang lain. Pada18-24 April 1955 Konferensi Asia Afrika pun dilaksanakan, saat itu sedang bulan Ramadhan, dan Konferensi ini pun selesai saat sehari menjelang Idul Fitri.
KAA ini menghasilkan prinsip prinsip dasar untuk meningkatkan kerjasama di kalangan negara Asia-Afrika dan dukunggan bagi proses dekolonisasi di dunia. Prinsip tersebut berjumlah sepuluh prinsip yang dikenal dengan BandungSpirit (Dasasila Bandung) dan dirumuskan saat KAA 1955 di Bandung. Sepuluh prinsip tersebut adalah :
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan serta asas-asas dalam piagam PBB.
2. Menghargai kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam masalh dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara inividual atau kolektif seesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak mmpergunakan peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan salah satu negara besar dan tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial ats kemerdekaan politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala konflik internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum atau cara damai lain menurut pihk-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama internasional.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Kesuksesan KAA, membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia, ibarat ” New Kid on The Block “,yang sudah mampu menunjukkan wibawanya di mata dunia. Keyakinan dan perasaan yang berulang kali didengungkan oleh Bung Karno bagi bangsanya, bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang besar dan bermartabat, akhirnya menular.
Mereka yang tadinya ragu dengan konferensi ini menjadi ikut yakin dan optimis. Bangsa-bangsaAsia-Afrika pun menemukan posisinya dalam percaturan politik dunia saat itu. Bukan lagi menjadi sasaran caplokan koloni Blok Barat ataupun Blok Timur yang tak ubahnya pada masa kolonialisme.
Tapi mampu tegak di atas kaki sendiri, memiliki pendirian dan sikap sendiri yang dihormati dunia. Suatu sikap yang pantas kita teladani hari ini ketika bangsa ini begitu takut akan gemerlap pergaulan dunia. MERDEKA…!
Gerakan anti-kolonialism di dunia pasca KAA semakin menemukan momentumnya dengan diselenggarakannya sidang ke-15 Majelis Umum PBB tahun 1960. Dalam sidang tersebut telah diterima satu resolusi tentang deklarasi Pemberian Kemerdekaan kepada Negeri-Negeri dan Bangsa-Bangsa Terjajah atau Deklarasi tentang Dekolonisasi.
Pidato Duta Besar Burma di PBB Uso Kyun saat sidang PBB di Paris semakin menguatkan semangat bnagsa yang terjajah untuk bebas dari kolonialisme dan hidup mandiri diatas pemerintahan sendiri tanpa campur tangan bangsa lain atau bangsa kolonial.
Berikut potongan pidato DuBes Burma “Masa kolonialisme dan imperialiame telah berlalu. Kami akan membantu gerakan kemerdekaan Indonesia. Semmangat baru dari Asia adalah bahwa negara-negara barat mungkin akan merebut kami, akan tetapi mereka tidak akan dapat memerintah kami ...”.
B. Dekolonisasi Asia-Afrika
Dekolonisasi adalah pembebasan negara-negara jajahan di Asia-Afrika setelah selesainya Perang Dunia II. Dekolonisasi ini diawali dengan di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan berlanjut dengan negara negara lain yang terjajah.
Sumber :
Buku Sejarah untuk kelas XII SMA dan MA kelompok peminatan IIS oleh Herimanto dan Eko Targiyatmi, diterbitkan oleh Tiga Serangkai.
Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia 8, 1979:532
https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika
0 komentar:
Posting Komentar