Posted by Unknown on 04.10 | No comments
Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi "suwiryo"
DisusunOleh :
1. AndikaPutriPamungkas (02)
2. AnnisaDewanti (03) XI IIS 1
3. SilvyanaNur H (29)
Suwiryo
Raden
Suwiryo (lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 17 Februari1903 – meninggal
di Jakarta, 27 Agustus1967 pada
umur 64 tahun) adalah seorang tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah
menjadi Walikota Jakarta dan Ketua Umum PNI. Ia juga pernah menjadi Wakil
Perdana Menteri pada Kabinet Sukiman-Suwiryo. Pada
masa mudanya Suwiryo aktif dalam perhimpunan pemuda Jong Java dan kemudian PNI.
Setelah PNI bubar tahun 1931, Suwiryo turut mendirikan Partindo. Pada zaman kependudukan Jepang, Suwiryo aktif di Jawa Hokokai dan Putera.
Proses Suwiryo menjabat
sebagai wali kota dimulai pada Juli 1945 pada masa pendudukan Jepang. Kala itu
dia menjabat sebagai wakil wali kota pertama Jakarta, sedangkan yang menjadi
wali kota seorang pembesar Jepang (Tokubetsyu Sityo) dan wakil wali kota kedua
adalah Baginda Dahlan Abdullah. Dengan kapasitasnya sebagai wakil
wali kota, secara diam-diam Suwiryo melakukan nasionalisasi pemerintahan dan
kekuasaan kota.
Pada 10 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu setelah bom atom
dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita takluknya Jepang ini sengaja
ditutup-tutupi. Tapi Suwiryo, dengan berani menanggung segala akibat
menyampaikan kekalahan Jepang ini pada masyarakat Jakarta dalam suatu
pertemuan. Hingga demam kemerdekaan melanda Ibu Kota, termasuk meminta Bung
Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Perpindahan kekuasaan
dari Jepang dilakukan tanggal 19 September 1945 dan Suwiryo ditunjuk jadi Walikota Jakarta
tanggal 23 September 1945.Ketika kedua pemimpin
bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan, Suwiryo-lah salah seorang yang
bertanggungjawab atas terselenggaranya proklamasi di kediaman Bung Karno.
Semula akan diselenggarakan di Lapangan Ikada (kini Monas) tapi karena
balatentara Jepang masih gentayangan dengan senjata lengkap, dipilih di
kediaman Bung Karno.
Suwiryo dari PNI pada 17 September 1945 bersama para pemuda ikut menggerakkan massa
rakyat menghadiri rapat raksasa di lapangan Ikada (Monas) untuk mewujudkan
tekad bangsa Indonesia siap mati untuk mempertahankan kemerdekaan. Rapat
raksasa di Ikada ini dihadiri bukan saja oleh warga Jakarta tapi juga Bogor,
Bekasi, dan Karawang.Ketika pasukan Sekutu mendarat yang didomplengi oleh
pasukan NICA (Nederlands Indies Civil Administration), pada awal 1946,
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden, Hatta hijrah ke Yogyakarta. Suwiryo yang
tetap berada di Jakarta menginstruksikan kepada semua pegawai pamongpraja agar
tetap tinggal di tempat menyelesaikan tugas seperti biasa. Pada 21 Juli 1947
saat Belanda melancarkan aksi militernya, Suwiryo diculik oleh pasukan NICA di
kediamannya di kawasan Menteng pada pukul 24.00 WIB. Selama lima bulan dia
disekap di daerah Jl Gajah Mada, dan kemudian (Nopember 1947) diterbangkan ke
Semarang untuk kemudian ke Yogyakarta.Di kota perjuangan, wali kota pertama
Jakarta ini disambut besar-besaran oleh Panglima Besar Sudirman yang datang ke
stasion Tugu. Di sana Suwiryo ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri RI sebagai
pimpinan Biro Urusan Daerah Pendudukan (1947-1949). Pada September 1949,
Suwiryo kembali ke Jakarta sebagai wakil Pemerintah RI pada Republik Indonesia
Serikat (RIS).
Pada 17 Februari1950
Presiden RIS, Sukarno mengangkatnya kembali sebagai Walikota Jakarta Raya. Pada
2 Mei1951,
Suwiryo diangkat jadi Wakil PM dalam Kabinet Sukiman-Suwirjo
(April 1951 - April 1952). Jabatan wali kota diganti oleh Syamsurizal (Masyumi).
Setelah berhenti menjadi Wakil PM, kemudian Suwiryo diperbantukan beberapa saat
di Kementrian Dalam Negri. Setelah itu Suwiryo menjabat sebagai Presiden
Direktur Bank Umum merangkap Presiden Komisaris Bank Industri Negara (BIN) yang
kemudian dikenal dengan Bapindo. Suwiryo meninggalkan dunia
perbankan setelah terpilih menjadi Ketua Umum PNI.
Lepas dari kegiatan partai, Suwiryo menjadi anggota MPRS dan kemudian menjadi
anggota DPA.
Enam tahun terakhir masa
hayatnya, Suwiryo berjuang melawan penyakit yang tidak dapat dilawannya,
akhirnya ia meninggal pada 27 Agustus1967 dan
dimakamkan di Taman makam Pahlawan Kalibata.
BerikutiniperandariSuwiryo
·
Walikota yang menyelenggarakanupacaraproklamasi
·
Turutnasionalisasi pemerintahan
dan kekuasaan kotapadasaatmenjadiwalikota
·
BertindakberanidenganmengumumkankekalahanJepang
·
Meminta Bung Karno dan
Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan
·
Salah seorang yang
bertanggungjawab atas terselenggaranya proklamasi di kediaman Bung Karno.
·
Ikut menggerakkan rakyat menghadiri rapat raksasa di lapangan
Ikadauntuk mewujudkan tekad bangsa Indonesia siap mati untuk mempertahankan
kemerdekaan.
BerikutiniketeladanandariSuwiryo
yang dapatditiru
·
Jiwadansemangatmerdeka
·
Beranimengambilresiko
·
Nasionalisme
Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Suwiryo
0 komentar:
Posting Komentar