Minggu, 17 April 2016

Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi "burhanuddin mohammad diah"

Posted by Unknown on 04.01 | No comments
Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi "burhanuddin mohammad diah"


ATRI CAHYANINGTYAS                  (04)
SINDI NUGRAHENI                            (30)


Burhanuddin Mohammad Diah

        I.            PROFIL SINGKAT
Nama               : Burhanuddin Mohammad Diah
Lahir                : Kutaraja  (sekarang Banda Aceh), 7 April 1917
Meninggal        : Jakarta, 10 Juni 1996
Profesi             : Tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.

     II.            PERAN

1.       Direktur Utama Sinar Deli Medan
2.       Anggota redaksi surat kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta (1938-1939)
3.       Penerbit majalah Peraturan Dunia dalam Film (1938)
4.       Penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta (1939-1942)
5.       Pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta (1942-1948)
Beliau meliput keadaan Jerman Barat dan Berlin yang baru kalah perang.

6.       Golongan pemuda yang hadir dalam perumusan Teks Proklamasi di Kediaman Maeda
Setelah perumusan teks proklamasi disetujui hadirin kemudian diketik oleh Sayuti Melik akan tetapi konsep teks proklamasi itu dibiarkan begitu saja, oleh karena itu segera diambil dan dicetak oleh BM. Diah untuk disebarkan ke seluruh Indonesia. Pekerjaan tersebut dilakukan para pemuda yang bekerja di kalangan pers di bawah pimpinannya.




7.       Ketua Gerakan Angatan Baru  45’
Bersama dengan Chairul Saleh, Sukarni, Wikana dan lain-lain sering mengadakan pertemuan dan akhirnya 3 Juni 1945 dibentuklah gerakan Angkatan Baru yang bertujuan "Memperjuangkan Indonesia Merdeka sekarang juga! " dan ia diangkat sebagai ketuanya. Akibat gerakannya ini,  beliau dipenjarakan dengan tuduhan melakukan tindakan melawan pemerintah militer Jepang.

8.       Anggota KNIP Malang (1945-1952)
9.       Penerbit surat kabar Merdeka (1945)
10.   Ketua surat Kabar Indonesia Observer (1945)
Tahun 1949 (Juli-November) beliau sering mengadakan wawancara dengan pemimpin-pemimpin dunia mengenai politik diantaranya; Presiden Najib dari Mesir, Perdana Menteri dari Nehru dari India, Perdana Menteri Chou En Lai dari Cina, Perdana Menteri Margereth Thacher dari Inggris dan lain-lain.

11.   Penyiar siaran bahasa Inggris di Radio Hosokyoku
Di saat yang bersamaan, ia juga bekerja di Asia Raja. Namun karena hal itu ketahuan Jepang, ia pun dijebloskan ke dalam penjara selama empat hari. Saat bekerja di Radio Hosokyoku, BM Diah bertemu dengan Herawati, seorang penyiar lulusan jurnalistik dan sosiologi di Amerika Serikat yang kemudian menjadi pendamping hidupnya. Pasangan itu menikah pada 18 Agustus 1942 dan memberikan mereka dua anak perempuan dan satu laki-laki. Pada April 1945, Diah bersama istrinya mendirikan koran berbahasa Inggris Indonesian Observer.

12.   Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, Diah bersama sejumlah rekannya, seperti Joesoef Isak dan Rosihan Anwar juga turut memanggul senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Percetakan Jepang "Djawa Shimbun" yang menerbitkan Harian Asia Raja berhasil mereka kuasai tanpa perlawanan dari tentara Jepang.
Setelah berhasil menguasai percetakan Jepang, pada 1 Oktober 1945, Diah mendirikan Harian Merdeka sekaligus memimpinnya hingga akhir hayatnya. Dalam kepemimpinannya, ia tetap konsisten menjadikan Harian Merdeka sebagai salah satu surat kabar perjuangan yang khusus berbicara mengenai politik. Sehingga pada awal tahun 1950-an, muncul istilah Personal Journalism, sebuah corak jurnalistik yang berkembang setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda.

13.   Anggota DPRS (1952-1955)
14.   Anggota Dewan Nasional, Dewan Penasehat Presiden Soekarno (1957-1959)
15.   Komisi pemerintahan untuk menyusun Undang-Undang Pers Indonesia (1957)
16.   Duta Besar RI di Chekoslovakia dan Hongaria (1959-1962)
17.   Gubernur Atomic Energy Agency (IAEA) (1960-1962)
mewakili Indonesia di Wina
18.   Duta Besar RI di Kerajaan Muangthai, Bangkok (1962-1964)
19.   Menteri Penerangan pada Kabinet Ampera (1966- 1968)
Era Orde Baru, BM Diah diangkat oleh Presiden Soeharto Menteri Penerangan pada Kabinet Ampera ke 18. Dalam perjalanan berikutnya, ia juga pernah menjadi anggota DPR dan DPA.

20.   Ketua PWI Pusat (1971-1973)
21.   Anggota ketua dewan pembina PWI-Pusat (1974)
22.   Ketua Komisariat Daerah Persatuan Perhotelan dan Restoran Republik Indonesia (PHRI) (1975-1979)
23.   Salah satu pendiri Yayasan 17 Agustus 45 (1975)
Yaitu lembaga yang mempelajari ilmu politik, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi.

24.   Ketua Harian Dewan Pers Indonesia (1978-1987)
25.   Anggota panitia penasehat untuk ketua Konferensi Menteri-Menteri Penerangan dari negara-negara Non Blok (1987)
Selain itu, ia juga mengadakan wawancara khusus dengan Presiden Michael Garbachev dari USRR mengenai Glasnots dan Perestroika.

26.   Penulis buku
Karya tulisnya yang sudah dibukukan, yaitu Angkatan Baru 1945 terbitan tahun 1983, Meluruskan Sejarah terbitan 1984, dan Mahkota Bagi Seorang Wartawan terbitan 1988.

27.   Presiden Direktur PT Masa Merdeka
28.   Wakil Pemimpin PT Hotel Prapatan-Jakarta.
29.   Pendirikan Hottel Hyatt Aryaduta.


  III.            KETELADANAN
1.       Tegas dan bertanggung jawab
Terbukti beliau dipercaya untuk menjadi ketua maupun wakil ketua diberbagai organisasi- organisasi pada masa kemerdekaan.

2.       Aktif
Dari muda sampai akhir hayat, beliau selalu mengikuti berbagai pergerakan kemerdekaan, organisasi- organisasi, dan kegiatan lain yang sangat berperan dalam kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.

3.       Tekad yang kuat dan kerja keras
Sewaktu BM Diah di sekolah, beliau tidak mampu untuk membayar biaya sekolah. Namun, karena tekad yang kuat dan kerja keras beliau untuk tetap sekolah akhirnya guru beliau membantu agar beliau tetap bias bersekolah.


0 komentar:

Posting Komentar