Posted by Unknown on 04.01 | No comments
Meneladani Perjuangan Tokoh Proklamasi "burhanuddin mohammad diah"
ATRI CAHYANINGTYAS (04)
SINDI NUGRAHENI (30)
Burhanuddin Mohammad Diah
I.
PROFIL
SINGKAT
Nama :
Burhanuddin Mohammad Diah
Lahir :
Kutaraja (sekarang Banda Aceh), 7 April
1917
Meninggal :
Jakarta, 10 Juni 1996
Profesi :
Tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.
II.
PERAN
1. Direktur
Utama Sinar Deli Medan
2. Anggota
redaksi surat kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta (1938-1939)
3.
Penerbit majalah Peraturan Dunia dalam Film (1938)
4.
Penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal
Inggris di Jakarta (1939-1942)
5.
Pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta (1942-1948)
Beliau
meliput keadaan Jerman Barat dan Berlin yang baru kalah perang.
6.
Golongan pemuda yang hadir dalam perumusan Teks
Proklamasi di Kediaman Maeda
Setelah perumusan teks proklamasi disetujui hadirin
kemudian diketik oleh Sayuti Melik akan tetapi konsep teks proklamasi itu
dibiarkan begitu saja, oleh karena itu segera diambil dan dicetak oleh BM. Diah
untuk disebarkan ke seluruh Indonesia. Pekerjaan tersebut dilakukan para pemuda
yang bekerja di kalangan pers di bawah pimpinannya.
7. Ketua
Gerakan Angatan Baru 45’
Bersama dengan Chairul Saleh,
Sukarni, Wikana dan lain-lain sering mengadakan pertemuan dan akhirnya 3 Juni
1945 dibentuklah gerakan Angkatan Baru yang bertujuan "Memperjuangkan
Indonesia Merdeka sekarang juga! " dan ia diangkat sebagai ketuanya.
Akibat gerakannya ini, beliau
dipenjarakan dengan tuduhan melakukan tindakan melawan pemerintah militer
Jepang.
8. Anggota
KNIP Malang (1945-1952)
9. Penerbit
surat kabar Merdeka (1945)
10. Ketua
surat Kabar Indonesia Observer (1945)
Tahun 1949 (Juli-November) beliau
sering mengadakan wawancara dengan pemimpin-pemimpin dunia mengenai politik
diantaranya; Presiden Najib dari Mesir, Perdana Menteri dari Nehru dari India,
Perdana Menteri Chou En Lai dari Cina, Perdana Menteri Margereth Thacher dari
Inggris dan lain-lain.
11. Penyiar
siaran bahasa Inggris
di Radio Hosokyoku
Di saat yang bersamaan, ia juga
bekerja di Asia Raja. Namun karena hal itu ketahuan Jepang, ia pun dijebloskan
ke dalam penjara selama empat hari. Saat bekerja di Radio Hosokyoku, BM Diah
bertemu dengan Herawati, seorang penyiar lulusan jurnalistik dan sosiologi di
Amerika Serikat yang kemudian menjadi pendamping hidupnya. Pasangan itu menikah
pada 18 Agustus 1942 dan memberikan mereka dua anak perempuan dan satu
laki-laki. Pada April 1945, Diah bersama istrinya mendirikan koran berbahasa
Inggris Indonesian Observer.
12.
Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan,
Diah bersama sejumlah rekannya, seperti Joesoef Isak dan Rosihan Anwar juga
turut memanggul senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Percetakan Jepang
"Djawa Shimbun" yang menerbitkan Harian Asia Raja berhasil mereka
kuasai tanpa perlawanan dari tentara Jepang.
Setelah berhasil menguasai percetakan Jepang, pada 1
Oktober 1945, Diah mendirikan Harian Merdeka sekaligus memimpinnya hingga akhir
hayatnya. Dalam kepemimpinannya, ia tetap konsisten menjadikan Harian Merdeka
sebagai salah satu surat kabar perjuangan yang khusus berbicara mengenai
politik. Sehingga pada awal tahun 1950-an, muncul istilah Personal Journalism,
sebuah corak jurnalistik yang berkembang setelah penyerahan kedaulatan dari
Belanda.
13. Anggota
DPRS (1952-1955)
14.
Anggota Dewan Nasional, Dewan Penasehat Presiden Soekarno
(1957-1959)
15. Komisi
pemerintahan untuk menyusun Undang-Undang Pers Indonesia (1957)
16. Duta
Besar RI di Chekoslovakia dan Hongaria (1959-1962)
17. Gubernur
Atomic Energy Agency (IAEA) (1960-1962)
mewakili Indonesia di Wina
18. Duta
Besar RI di Kerajaan Muangthai, Bangkok (1962-1964)
19. Menteri
Penerangan pada Kabinet Ampera (1966- 1968)
Era Orde Baru, BM Diah diangkat oleh Presiden
Soeharto Menteri
Penerangan pada Kabinet Ampera
ke 18. Dalam perjalanan berikutnya, ia juga pernah menjadi
anggota DPR dan DPA.
20. Ketua
PWI Pusat
(1971-1973)
21. Anggota
ketua dewan pembina PWI-Pusat (1974)
22. Ketua
Komisariat Daerah Persatuan Perhotelan dan Restoran Republik Indonesia (PHRI) (1975-1979)
23. Salah satu pendiri
Yayasan 17 Agustus 45
(1975)
Yaitu
lembaga yang mempelajari ilmu politik, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi.
24. Ketua
Harian Dewan Pers Indonesia (1978-1987)
25. Anggota
panitia penasehat untuk ketua Konferensi Menteri-Menteri Penerangan dari
negara-negara Non Blok
(1987)
Selain itu, ia juga mengadakan wawancara khusus dengan
Presiden Michael Garbachev dari USRR mengenai Glasnots dan Perestroika.
26. Penulis buku
Karya tulisnya yang sudah dibukukan,
yaitu Angkatan Baru 1945 terbitan tahun 1983, Meluruskan Sejarah terbitan 1984,
dan Mahkota Bagi Seorang Wartawan terbitan 1988.
27. Presiden
Direktur PT Masa Merdeka
28. Wakil
Pemimpin PT Hotel Prapatan-Jakarta.
29. Pendirikan
Hottel Hyatt Aryaduta.
III.
KETELADANAN
1. Tegas
dan bertanggung jawab
Terbukti beliau dipercaya untuk
menjadi ketua maupun wakil ketua diberbagai organisasi- organisasi pada masa
kemerdekaan.
2. Aktif
Dari muda sampai akhir hayat,
beliau selalu mengikuti berbagai pergerakan kemerdekaan, organisasi-
organisasi, dan kegiatan lain yang sangat berperan dalam kemerdekaan dan
kemajuan Indonesia.
3. Tekad
yang kuat dan kerja keras
Sewaktu BM Diah di sekolah,
beliau tidak mampu untuk membayar biaya sekolah. Namun, karena tekad yang kuat
dan kerja keras beliau untuk tetap sekolah akhirnya guru beliau membantu agar
beliau tetap bias bersekolah.
0 komentar:
Posting Komentar