Selasa, 02 Agustus 2016

TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(ganjil) part 2

Posted by Unknown on 05.41 | No comments
TUGAS SEJARAH PEMINATAN 29 AGUSTUS 2016(ganjil)


Anggota kelompok :
·         BERLIAN INDAH KUSUMANINGRUM / 07
·         KHANITA AMELINDA HERUWATI / 17
·         SESAR NOVIA FATIMAH / 27



ADA APA di KAA ?



          Salah satu kota di Indonesia menjadi tempat dimana sebuah konferensi dunia pertama kali di selenggarakan. Setelah selesainya Perang Dunia II, muncullah ciri politik  yang mengutamakan kemerdekaan dunia. Hal itu pulalah yang melatarbelakangi mengapa konverensi tersebut dilaksanakan di Indonesia. Dimana dan mengapa diselenggarakan di Indonesia? ikutilah uraian dibawah ini untuk lebih memahami. Check this out !!!!
Latar belakang
KAA dibentuk sebagai usaha untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Asia dan Afrika yang masih terjajah agar dapat mencapai kemerdekaannya, selanjutnya Negara Negara yang sudah merdeka seperti Indonesia, Birma, Indiaa, Pakistan dan Sri langka memberikan dukungan penuh terhadap Negara Negara yang belum merdeka untuk menumbangkan penjajahan colonial.
KAA 1955


Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai berikut.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
§  Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
§  Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
§  Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
§  Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
§  Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo.
Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955. Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika adalah Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat dan Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April 1955. Kon-ferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang.Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
A.      Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
o   Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia-Afrika.
o   Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
o   Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan intelektual.
o   Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
o   Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
o   Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.

B.      Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
·         memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
·         memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
·         memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
·         bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
·         membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang. Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada untuk memajukan ekonomi. Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam Piagam PBB. Oleh karena itu, sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan diskriminasi warna kulit di beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme dan diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan kemer-dekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya perlucutan senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga merupakan masalah yang sangat penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia hendaknya menjalankan toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat segera dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:
ü  memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
ü  menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
ü  mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
ü  menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
ü  aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, Kesepuluh prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration. KAA dibentuk tidak hanya mengukuhkan solidaritas Negara Asia-Afrika tetapi juga merupakan titik tolak dan sumber inspirasi bagi pejuang kebebasan dan kemerdekaan bangsa bangsa. KAA  di bandung menghasilkan prinsip-prinsip dasar untuk mengikat kerjasama di Negara Asia-Afrika dan dukungan bagi proses dekolonialisasi di dunia. Terdapat sepuluh prinsip yang dikenal dengan nama Dasasila Banndung ( Bandung Spirit ) yang isinya :
1.       Menghormati hak – hak dasar manusia dan tujuan serta asas – asas dalam piagam PBB
2.       Menghargai kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa
3.       Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa
4.       Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam masalah dalam negri Negara lain
5.       Menghormati hak setiap bangsa untuik mempertahankan diri secara individual atau kolektif sesuai dengan piagam PBB
6.       Tidak mempergunakan peraturan dari pertahanan kolektiff untuk bertindaak bagi kepentingan salah satu Negara besar. ~tidak melakukan tekanan terhadap Negara lain
7.       Tidak melakukan tindakam atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan
8.       Menyelesaikan segala konflik internasional dengan jalan dmai, seperti perundingan, persetujuan, arbritase atau penyelesaian hukum atau cara damai lain menurut pilihan pihak –pihak bersangkutan yang sesuai dengan piagam PBB
9.       Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional
10.   Menghormati hukum dan kewajiban – kewajiban internasional




BANGKIT dari KeTERPURUKan
Disusun oleh :
1. Carolina Eka S. (09)
2. Misi Haryanti (19)
3. Silvyana Nur H. (29)

Sudah bukan rahasia umum lagi jika bangsa Indonesia maupun bangsa lain di Asia-Afrika  familiar dengan kata kata “Konferensi Asia-Afrika”? Ya, konferensi ini merupakan suatu acara penting bagi negara negara di Asia, Afrika, dan Timur Tengah yang baru saja merdeka dari penjajahan . Konferensi ini tidak hanya mengukuhkan negara di Asia-Afrika namun juga menumbuhkan semangat baru untuk memulai kehidupan baru negara mereka seusai penjajahan oleh bangsa Eropa.
Untuk melihat lebih dalam lagi mengenai KAA di Bandung, let’s get on....

KAA di Bandung dan Dekolonisasi Asia-Afrika

Merupakan salah satu ciri dari politik penjajahan bangsa Eropa yang seusai Perang Dunia II negara negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah mencapai kemerdekaannya. Selanjutnya negara yang baru saja lepas dari penjara “kolonialisme” seperti Indonesia, Birma(Myanmar), India,Pakistan dan bebrerapa negara lainnya sadar dan mulali memikirka nasib bangsa mereka dan bangsa lain yang masih terperangkap dalan penjara “kolonialisme” yang memerlukan dukungan untuk menumbangkan para penjajah dan praktik kolonialisme di negara mereka.
Untuk itu negara negara merdeka ini sepakat untuk bekerja sama secara erat memberi dukungan keppada negara yang masih terjajah agar semanagt mereka semakin tumbuh untuk menumbangkan para penjajah. Maka terbentuklah Konfernsi Asia Afrika tahun 1955 yang bertempat di Bandung, Indonesia untuk memperjuangka kemerdekaan negara di Asia Afrika yang belum merdeka tersebut.


A. KAA Bandung 1955
Sebuah konferensi yang terbentuk atas suatu solidaritas yang sangat kuat antara negara-negara di Asia Afrika bekas kolonialisme bangsa Eropa ini tidak hanya sebagai pengukuh solidaritas semata namun juga merupakan titik tolak dan sumber informasi perjuangan kebebasan dan kemerdekaan bagi bansa yang masih terbelenggu oleh penjajah. Onferensi ini dipelopori oleh :
1.  Ali Sastroamidjojo
2.  Mohammad Ali Bogra
3.  Jawaharlal Nehru
4.  Sir John Kotelawala
5.  U Nu
Dari pertemuan yang berlangsung selama dua minggu ini disepakati sikap MenolakPembentukan dua blok di dunia : Blok Barat dan Blok Timur, serta Menolak ikut serta dalam Aktivitas dua kekuatan besar tersebut, dengan mengambil kebijakan politik Bebas Aktif. Ditetapkan bahwa Konferensi Asia Afrika akan berlangsung pada akhir minggubulan April tahun 1955. Presiden Soekarno kala itu, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya konferensi tersebut. Satu hal yang menarik adalah diundangnya Cina sebagai peserta KAA. Mengapa Cina yang berpaham Komunis dimasukkan ke dalam peserta konferensi..? Usulan ini tentu awalnya mendapat kecaman. Menanggapi kecaman itu, Birma mengancam akan mengundurkan diri dari Konferensi jika Cina tidak diundang. Hal ini tentu menggelisahkan negara-negara sponsor lainnya.
Presiden Soekarno memberi pertimbangan bahwa kehadiran Cina bisa membawa kesuksesan bagi KAA. Pertama, Cina adalah aset yang besar bagi Asia. Sebab, sebagian besar daratan Asia dan penduduk Asia terkonsentrasi di daratan Cina.
Kedua, meskipun Cina adalah negara komunis, namun ia tak merapat ke Kubu Blok Timur yang juga berpaham komunis saat itu. 
Keikutsertaan Cina ini pun membuktikan bahwa negara-negara di dunia ketiga ini berkomitmen atas Cita-citanya berpolitik Bebas Aktif tanpa mencampuri urusan dalam negeri orang lain. Pada18-24 April 1955 Konferensi Asia Afrika pun dilaksanakan, saat itu sedang bulan Ramadhan, dan Konferensi ini pun selesai saat sehari menjelang Idul Fitri.


KAA ini menghasilkan prinsip prinsip dasar untuk meningkatkan kerjasama di kalangan negara Asia-Afrika dan dukunggan bagi proses dekolonisasi di dunia. Prinsip tersebut berjumlah sepuluh prinsip yang dikenal dengan BandungSpirit (Dasasila Bandung) dan dirumuskan saat KAA 1955 di Bandung. Sepuluh prinsip tersebut adalah :
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan serta asas-asas dalam piagam PBB.
2. Menghargai kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam masalh dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara inividual atau kolektif seesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak mmpergunakan peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan salah satu negara besar dan tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial ats kemerdekaan politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala konflik internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum atau cara damai lain menurut pihk-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama internasional.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Kesuksesan KAA, membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia, ibarat ” New Kid on The Block “,yang sudah mampu menunjukkan wibawanya di mata dunia. Keyakinan dan perasaan yang berulang kali didengungkan oleh Bung Karno bagi bangsanya, bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang besar dan bermartabat, akhirnya menular.
Mereka yang tadinya ragu dengan konferensi ini menjadi ikut yakin dan optimis. Bangsa-bangsaAsia-Afrika pun menemukan posisinya dalam percaturan politik dunia saat itu. Bukan lagi menjadi sasaran caplokan koloni Blok Barat ataupun Blok Timur yang tak ubahnya pada masa kolonialisme.
Tapi mampu tegak di atas kaki sendiri, memiliki pendirian dan sikap sendiri yang dihormati dunia. Suatu sikap yang pantas kita teladani hari ini ketika bangsa ini begitu takut akan gemerlap pergaulan dunia. MERDEKA…!

Gerakan anti-kolonialism di dunia pasca KAA semakin menemukan momentumnya dengan diselenggarakannya sidang ke-15 Majelis Umum PBB tahun 1960. Dalam sidang tersebut telah diterima satu resolusi tentang deklarasi Pemberian Kemerdekaan kepada Negeri-Negeri dan Bangsa-Bangsa Terjajah atau Deklarasi tentang Dekolonisasi. 
Pidato Duta Besar Burma di PBB Uso Kyun saat sidang PBB di Paris semakin menguatkan semangat bnagsa yang terjajah untuk bebas dari kolonialisme dan hidup mandiri diatas pemerintahan sendiri tanpa campur tangan bangsa lain atau bangsa kolonial.
Berikut potongan pidato DuBes Burma “Masa kolonialisme dan imperialiame telah berlalu. Kami akan membantu gerakan kemerdekaan Indonesia. Semmangat baru dari Asia adalah bahwa negara-negara barat mungkin akan merebut kami, akan tetapi mereka tidak akan dapat memerintah kami ...”.




B. Dekolonisasi Asia-Afrika

Dekolonisasi adalah pembebasan negara-negara jajahan di Asia-Afrika setelah selesainya Perang Dunia II. Dekolonisasi ini diawali dengan di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan berlanjut dengan negara negara lain yang terjajah.

Sumber :
Buku Sejarah untuk kelas XII SMA dan MA kelompok peminatan IIS oleh Herimanto dan Eko Targiyatmi, diterbitkan oleh Tiga Serangkai.
Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia 8, 1979:532
https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika


KONFERENSI ASIA AFRIKA 1955 Nama Anggota : 1) Alma Puspita K (01) 2) Aziz Satria W (05) 3) Erawati Rosadi (13) XII IPS 1 “KONFERENSI ASIA AFRIKA SAKSI BISU ATAS KONTRIBUSI BESAR INDONESIA UNTUK DUNIA Fakta menarik tentang KAA yang sudah berusia 60 tahun ini: 1. Konferensi Asia Afrika pertama kali diadakan di Indonesia pada tanggal 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka Bandung. Menurut salah satu fotografer KAA waktu itu, walaupun dihadiri ratusan ribu orang, sama sekali tidak ada sampah yang berserakan di lokasi. Secara, dulu Bandung masih belum banyak hiburan, saat itu KAA betul-betul jadi perhatian warga. Tetapi pada waktu itu, semua warga kompak ingin menyukseskan KAA dan ingin menunjukkan yang terbaik di mata para delegasi dunia, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan. 2. Seluruh delegasi KAA pada waktu itu jalan kaki menuju lokasi konferensi, dari Hotel Homann dan Hotel Preanger tempat mereka menginap. Mereka disambut dengan meriah oleh semua warga Bandung yang ikut menonton. Momen berjalan kaki bersama ini dikenal dengan istilah “Langkah Bersejarah” (The Bandung Walks). 3. Berkat KAA, ada 41 negara di Asia dan Afrika yang berhasil memerdekakan diri dalam waktu 10 tahun aja (1955 – 1965). 4. Banyak delegasi yang pakai baju daerah negara asal mereka masing-masing pada saat KAA. Hal ini membuat event KAA jadi kelihatan seru dancolorful banget pada saat itu. 5. Menjelang KAA, Presiden Soekarno mengganti beberapa nama gedung di Bandung untuk lebih memeriahkan suasana disana. Misalnya,nama Gedung Concordia diubah jadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun jadi Gedung Dwi Warna, dan Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika : 1. Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan titik tolak untuk mengakui bahwa semua bangsa di dunia harus hidup berdampingan secara damai. 2. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan. 3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. 4. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya. 5. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya. 6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB. Dampak Konferensi Asia Afrika dalam perkembangan dunia pada umumnya : 1. Menjadi penengah dua blok yang saling berseteru, sehingga dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka. 2. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok. 3. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat. 4. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB, sebab dalam Sidang Umum PBB kelompok ini mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI. 5. Australia dan Amerika Serikat berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya. 6. Pengaruh Konferensi Asia Afrika tidak hanya pada negara-negara di Asia-Afrika, tetapi hingga keseluruh dunia. Perkembangan dan semangat KAA 1) Gerakan Non-Blok, KTT I 1961-KTT XII 2012 Didasari semangat pembebasan nasional dan anti kolonialisme yang tinggi, setahun paska Konferensi Bandung, pada tahun 1956 para pimpinan Negara yang terdiri dari Yugoslavia, Indonesia dan India melakukan pertemuan terbatas di Pulau Brioni (Yugoslavia), dan bersama-sama mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Block (Non Aligned Movement). 2) Perkembangan KAA 2005-2012 Paska konferensi Bandung 1955, dengan berbagai dinamika dan perkembangan situasi umum dunia dan situasi khusus setiap Negara dikedua benua tersebut, praktis 50 (Lima puluh) tahun berikutnya, KAA kedua baru dapat diselenggarakan kembali pada tanggal 19-24 April 2005, di Indonesia, dengan thema “Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Towards a New Asian-African Strategic Partnership(Mengembalikan Semangat Bandung: Bekerja Menuju Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru)”.Kesepakatan-kesepakatan KAA 2005, yang mencerminkan peralihan bentuk dan orientasi KAA yang semakin jauh dari prinsip dan semangat pendiriannya, terus berjalan semakin matang hingga peringatan 57 tahun KAAsekaligus peringatan 7 tahun NAASP, pada tahun 2012 di Indonesia, dihadiri 106 Negara, dengan tema“Celebrating Together in Peace”. 3) KAA Tahun 2015 Konferensi Asia Afrika kali ini diadakan pada tanggal 23 April 2015 telah menghasilkan 3 dokumen yaitu pesan Bandung 2015, Deklarasi penguatan kemitraan strategis Asia dan Afrika dan Deklarasi kemerdekaan Palestina.Pesan Bandung berisi target-target yang harus dicapai serta rencana kerjasama yang akan dijalin negara Asia Afrika, mulai dari isu demokrasi, HAM, pemerintahan, sampai reformasi PBB. Konferensi Asia Afrika juga mendorong tercapainya kerjasama yang saling menguntungkan agar dapat menjembatani kesenjangan pembangunan di kawasan dan merealisasikan kemerdekaan Palestina. Dan negara-negara Konferensi Asia Afrika sepakat dan siap membantu Palestina dalam pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia dan kelembagaan bagi Palestina. Konferensi tersebut juga berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan atas implementasi tiga dokumen tersebut. Sidang konferensi Asia Afrika ini juga sepakat menetapkan 24 April sebagai hari Asia Afrika dan menetapkanBandung sebagai ibukota solidaritas Asia Afrika. Sumber: http://www.carabaikindonesia.com/content/5-fakta-menarik-tentang-kaa-yang-bakal-bikin-kamu-kagum-sama-indonesia https://fprsatumei.wordpress.com/2015/04/09/kaa-dahulu-kini-dan-tugas-gerakan-rakyat-asia-afrika-hari-ini-bagian-2/ http://www.voaindonesia.com/a/kaa-sepakati-3-dokumen-/2731817.html

0 komentar:

Posting Komentar